[caption caption="sumber ; Header Admin Kompasiana"][/caption]
Awal April 2014..
Pertemuan saya dengan Kompasiana berawal dari ketidaksengajaan, melalui sebuah kicauan di medsos twitter. Maka tertariklah saya bergabung, pada acara Nangkring Bedah Komik di sebuah Toko Buku di daerah Jakarta Selatan. Persuaan pertama dengan Kompasianer berlalu begitu saja, saya hanya datang, duduk kemudian selesai dan pulang. (Sempet ngomong juga sih dikit heee) Usai acara tak ada nama yang kenal, saya juga masih enggan berkenalan.
Pun setelah menulis reportase acara Bedah Komik, tak lagi saya tengok-tengok laman Kompasaiana. Kecuali menjaga tanggal pengumuman pemenang, penasaran siapa yang berhak membawa sejumlah hadiah. Alhasil satu artikel enggan bertambah, karena tak ada hasrat menulis yang lain. Dari satu reportase terbersit harap, menjadi salah satu jawara. Minimal sebagai pembuktian pada diri, setidaknya masih bisa menulis.
Namun setelah pemenang terpublish, ternyata tidak ada ejaan nama saya tercantum alias tidak menang.
Kecewakah ? Ya jelas kecewa tho....
Ngambekkah? Enggak sih..... (emang anak kecil)
Nangiskah ? Ngak la yaw... (aku gak nangisan keleuus)
Terus gimana ? Ya gak gimana- gimana..
Untungnya (inilah sisi kearifan orang Jawa, selalu merasa untung)
Saat membuka laman Kompasiana, demi melihat pengumuman pemenang. Terpasang event nangkring darii sebuah Kantor Kementrian, temanya cukup menarik hati dan sangat menghibur sedih (L384Y Biarin hehee). Maka segera mendaftar dan keesokkan terbalas email, menjadi peserta acara nangkring tersebut.