Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Transaksi dengan Tuhan

28 Agustus 2014   15:34 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:17 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14091895801752629227

Seorang pedagang sayur yang menggelar dagangannya di pasar akan mendapat kemungkinan dihampiri calon pembeli, maka apabila sayuran yang ditawarkan segar dan bagus kemudian dijual dengan harga sesuai pasaran maka kemungkinan besar akan berakhir deal dan terjadilah transaksi jual beli. Tiga upaya pedagang dalam sekelumit tulisan tersebut sudah bisa dilihat, pertama sang pedagang sudah menggelar dagangan dan setia menunggu pembeli (bisa saja sang pedagang duduk mulai dini hari), kedua dia memajang dagangan (sayur) terbaik yang dia miliki atau dia sudah memilih sayur yang baik untuk dagangannya, ketiga sang pedagang mengikuti harga pasaran tidak mengambil untung berlebih dan tidak pula merugi. Efek dari ketiga upaya kasat mata sudah terlihat dilakukan akhirnya sang pedagang memperoleh akibat yaitu didatangi pembeli dan dibeli sayurannya. Coba saja kalau sang pedagang tak mau bersusah payah menunggu pembeli dia menggelar dagangan ditempat yang sekadarnya karena bangun telat, atau dia mengelabui pembeli dengan menjajakan sayuran jelek dicampur dalam satu ikatan dengan sayur yang bagus agar bisa pasang harga sesuai pasaran tapi dia mendapat untung berlebih. Maka kecil kemungkinan calon pembeli mampir di lapak tukang sayur yang telat buka lapak atau kalau sang pembeli terlanjur membawa pulang sayuran maka setelah tahu dibuka dan ketahuan kualitas sayuran yang berbaur jelek dan segar, bisa dijamin lain hari tak akan kembali ke pedagang yang sama untuk berbelanja sayuran.

[caption id="attachment_355778" align="aligncenter" width="630" caption="dok.dean-mastercook.blogspot.com"][/caption]

Kehidupan bak transaksi masing masing pribadi "menjual" diri entah berupa keahlian, kecakapan dalam bidang tertentu atau kepiawaian membawa diri, semua yang terjadi adalah ibarat transaksi. Ketika seorang berperangi baik, melengkapi diri dengan keahlian yang mumpuni, santun dalam berbicara, sopan dalam bersikap dan dibuktikan dalam perilaku keseharian dengan jangka waktu panjang maka akibatnya orang lain akan percaya, kemudian menuai simpati, dilabeli dengan predikat amanah. Tapi jangan coba coba tampilan luar itu hanya sebagai kedok, waktu berjalan perlahan tapi pasti, cepat atau lambat akan tergilas kebohongan itu dengan sendirinya, lenyap lantak stigma positif yang disematkan orang lain, terpuruk dalam ketidakpercayaan dan hilang dari percaturan orang berkapasitas baik, jangan harap dipercaya lagi. Untuk mengembalikan nama baik butuh energi ekstra dan waktu yang tak sebentar.

Pun di forum kompasiana ini, saya memandang bak transaksi dengan kehidupan ketika kemanfaatan yang "ditularkan". Meski secara hitam diatas putih tak ada honorarium untuk sebuah tulisan di forum ini, namun siapa sangka bisa saja Tuhan melalui tangan orang lain akan memberi gift berupa rejeki yang tak terduga, pernah saya baca ada seorang kompasianer ternyata "diincar" penerbit karena tulisan tulisannya di wall kompasiana dan akhirnya terbit buku dari penerbit mayor, ada juga kompasianer yang diliput sebuah majalah karena tulisan di kompasiana tentang usaha yang sedang digeluti. Yang terbaru kompasianer yang lebih berpengalaman membeberkan peluang penerbitan buku secara indie, dua sahabat (mas Rifki dan Mbak Maria) sudah membuktikannya. Bagaiamana kalau lingkup lingkup kecil kita bawa ke yang lebih luas, entah dikantor, di pasar di pergaulan yang tak terbatas seperti di dumay (dunia maya), bisa saja bagi siapa yang selalu menawarkan kebaikan kebaikan suatu saat akan menjumpa dengan pintu pintu rejeki yang tak terduga.

Tuhan sangat demokratis, dilibatkan manusia untuk urusan rejeki yang akan diturunkan-NYA, tak sama rejeki orang yang malas dan orang yang rajin tak sama juga rejeki orang yang antusias dan orang yang lemah semangat. Maka alangkah adilnya transaksi yang terselenggara dalam kehidupan yang lebih luas ini. memperlihatkan diri dengan kualitas yang baik dengan kapasitas yang baik dengan pembawaan diri yang baik maka Tuhan tak akan menyia-nyiakan pribadi semacam ini. Orang lain yang mengenal pribadi seperti ini akan tak berpikir lama mengajak berpartner. (wallahua'lam)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun