Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mendewasa

28 Agustus 2014   13:48 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:18 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_355770" align="aligncenter" width="560" caption="sang-petualang.page.tl"][/caption]

Keajaiban kehidupan sungguh tiada batasnya
Bersama seluruh semesta berjalan mengikuti hukum alam yang ditentukan
Sepandai manusia “jungkir balik” toh akan kembali ke diri segala akibatnya

Manusia mahluk mulia yang di”ada”kan
Dengan segenap kasih penciptaan_NYA
Bahkan kita (manusia) sendiri tak jarang tak paham
Atas keberlangsungan peristiwa demi peristiwa yang terjadi di depan mata
Toh setiap pertanyaan akan menemu jawaban
Disepanjang petualangan

Waktu dan waktu
Merangkai dan terangkai
Beriringan dengan kejadian dan kejadian
Sekali waktu sekali lewat

Setiap pergantian waktu sesungguhnya menambah pengetahuan baru
Bahwa semakin bergantung pada muasal hakiki penciptaan
Adalah sebenar perjalanan

Maka mendewasalah
Mendewasa bersama angin yang berhembus
Mendewasa bersama putik bunga yang bermekaran
Mendewasa bersama daun kering yang jatuh dari tangkainya
Semua terjadi dengan ikhlas dengan pemahaman yang penuh atas hukum kehidupan

Mendewasalah bersama terbit dan terbenamnya matahari
Mendewasalah bersama pasang dan surut air laut karena bulan
Mendewasalah bersama pergi pagi dan pulang petang burung
Yang makan dan minum seperlunya,
Tubuh ringannya mampu membawanya terbang membelah angkasa.
Tak ada kamus monopoli dan penimbunan dalam hidup burung

Bahwa kehidupan yang berjalan
Adalah seadil hukum kehidupan
Bahwa setakmengerti kita tentang kerangka besar peristiwa
Yang terjadi dari waktu ke waktu sesunggunya Sunatulloh demi sunatulloh

Tak ada yang mampu melampaui batas batas ketentuan
Pun Rahasia,  Pun Keajaiban
Adalah seumpama batas pemahaman manusia atas ketidakmampuan beranalogi
Bahwa rahasia, bahwa keajaiban adalah otoritas Sang Pencipta
Yang menjadi semacam reward atas secuil keberserahan
Atas kementokkan atas upaya maksimal yang telah dilakukan

Maka mendewasalah
Dengan segala kebermanfaatan yang mampu kita lakukan
Selebihnya biarlah hukum alam yang akan terjadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun