Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Untuk Ibu

19 Februari 2015   12:51 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:54 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_397942" align="aligncenter" width="415" caption="dokpri"][/caption]

Ibuku,Perempuan sederhana keras kemauan

Padanya kami berenam anaknya tumpahkan

Segenap keluh kesah dan pengharapan

Padanya kami bebas untuk mengatakan

*

Ibuku, hanya lulus pendidikan dasar

Padahal cita citanya tinggi

Menjadi penyebar ilmuyang mulia

Membawa lentera bagi sesama

**

Meski asa telah terlepas tak serta merta pupus

Kepada anak anaknya ditambatkan

Menjadi manusia berderajat

Yaang mengenggam ilmu pengetahuan

*

Jika suatu kesempatan kau menjumpa

Perempuan sudah sepuh di sudut pasar kota tua

Memiliki tanda lahir antara dua alisnya

Bisa jadi perempuan itu ibuku

**

Perempuan istimewa bertempat di hati

Telah menempuh segenap peristiwa tak terperi

Coba saja menyapa “selamat siang Ibu”

Pasti dibalas dengan senyum terbaik

***

Kalau didengar engkau adalah temanku

Sudah jaminan tersampaikan olehnya

“Tadi dipasar ibu dipanggil temanmu”

Hanya sebuah sapaanmenjelma kisah berdinamika

*

Ibuku, perempuan sederhana keras kemauan

Kesetiaannyamendampingi suami teruji waktu

Suka duka tak beda, Pahit manis hanya soal rasa

Toh semua peristiwa memang harus dilalui

Jika Kali kedua bertemu ibuku lagi

Coba kembali engkau sapa saja

Senyum special dipersembahkan, sampai tak kau kira

Kalaupun lupa nama, wajahmu jelas diingatan

**

Tak perlu kawatir perjupamaan kedua

"Tadi ketemu lagi temanmu dipasar"

Menjadi cerita lebih seru, hadir di gendang telingaku

Melalui sudat pandang sebatas pikiran yang biasa

***

Ibuku, Perempuan sederhana

Memiliki tanda lahir antara dua alisnya

Telah mengejawantahkan banyak peristiwa

Cintanya telah memenuhi kalbuku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun