Mohon tunggu...
AGUNG ABDIANSYAH
AGUNG ABDIANSYAH Mohon Tunggu... Freelancer - FREELANCE

FREELANCE

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Al Quran Kulit Kayu Tertua

30 April 2021   20:18 Diperbarui: 30 April 2021   20:19 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Keragaman serta Kerukunan antara umat beragama telah menjadi sejarah panjang dinegri kita ini, bahkan telah mendarah daging sejak dahulu kala hingga sampai saat ini dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia

Sempatkanlah ke Alor, salah satu kepualauan diantara 560-an pulau yang berada di Nusa Tenggara Timur, yang berdekatan dengan perairan Timor Leste.

Keragaman antara umat beragama di Pulau Alor menjadi contoh nyata kerukunan yang berada di Indonesia. Meskipun mayoritas pemeluk agama disana adalah Kristen Protestan dan Khatolik tetapi masih terdapat perguruan tinggi seperti STKIP Muhammdiyah, Madrasah Aliyah Negeri, Sekolah Dasar Islam Cokroaminoto dan masih banyak lagi. Perguruan tinggi itu menjadi tempat belajar bagi para mahasiswa lintas agama yang memiliki sebagian besarnya adalah mahasiswa non muslim   

Tak hanya itu. Di Pulau Alor juga terdapat Al Quran tertua di Indonesia bahkan Asia Tenggara yang diperkirakan hampir 1000 tahun. Tertulis menggunakan tinta pewarna alami diatas kulit kayu tipis, Al Quran itu hampir 100% utuh kelengkapan surat dan ayat ayatnya. Meskipun sempat terjadi musibah kebakaran dirumah tempat disimpannya Al Quran tua itu tetapi tidak terjadi kerusakan fatal apapun pada Al Quran tersebut padahal hanya disimpan di kotak kayu penyimpanan yang sangat mudah terbakar

Menurut riwayatnya, pada 1523 M Al Quran itu sudah berumur tua disaat dibawah ke Pualau Alor oleh seseorang dari Kesultanan Ternate bernama Iang Gogo pada masa Sultan Baabullah yang berjarak hampir 3000an Km di utara, dengan misi penyebaran Agama Islam bersama keempat saudaranya. Hingga kini Quran itu disimpan di kediaman Nurdin Gogo yanga merupakan keturunan ke 14 dari Iang Gogo, di desa Lera Baing , Alor.  Rumahnya berdekatan dengan Masjid Baabussholah merupakan Masjid  yang pertama kali dibangun di pulau Alor sekitar tahun 1633 M yang jaraknya tidak jauh dari pesisir pantai. Hingga saat ini Masjid itu masih digunakan sebagai tempat ibdah umat muslim meskipun telah beberapa kali mengalami renovasi.

Quran Kulit Kayu begitu penyebutan masyarak sekitarnya dan juga Masjid Baabusholah merupakan fakta sejarah berdiri dan masuknya Agama Isalam di Pulau Alor. Hal itu mempunyai dampak yang baik hingga menyebabkan mayoritas penduduk di pesisir Pulau Alor beragam Islam. Hingga Pada awal 1900an agama Keristen Protestan dan Khatolik  masuk ke Pualu Alor dengan penyebaran di kawasan pegunungan dan pedalaman, samapai saat ini populasi penduduk yang beragama Keristen lebih banyak berada di daerah pegunungan pedalaman. Namun tak pernah sekalipun ada maslah anatara umat beragama, karena masih terikat darah nenek moyang dan adat isti adat Pulau Alor .   

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun