Kemenangan Jokwi pada putaran pertama Pilkada DKI dan antusiasme rakyat dalam mendukungnya untuk kemenangan di putaran kedua, tidak lepas dari dinilai buruknya pemimpin Jakarta saat ini dan bagusnya prestasi Jokowi dalam memimpin suatu wilayah. Tentu tidak hanya Jakarta, seluruh pelosok negeri ini sedang sangat merindukan pemimpin yang merakyat seperti Jokowi.
Namun apa yang akan dilakukan para pemilih Jokowi setelah –misalnya- ia menang? Apakah warga Jakarta yang biasanya bemobil pakai joki ketika melintas jalur 3in1 akan memarkir kendaraan roda empatnya diganti dengan kendaraan umum untuk mengurangi kemacetan Jakarta? Apakah warga bantaran kali akan dengan sukarela menertibkan diri meninggalkan kawasan sempadan sungai yang selama ini ditapaki rumahnya agar sungai mudah dinormalisasi?.
Bagi warga Solo, meskipun saat ini sangat mendukung pencalonan pemimpinnya sebagai gubernur DKI, hal itu semata-mata karena tidak rela jika walikotanya jadi pecundang dan menjadi bulan-bulanan kampanye negatif. Namun di balik itu, kemenangan Jokowi tentunya akan menjadi sebuah kehilangan terhadap pemimpin ideal.
Dan semuanya akan berakhir pada sebuah “kepuasan menumbangkan rezim Foke yang dinilai korup dan angkuh”. Pasca Pilkada DKI 20 september 2012 nanti, semuanya akan kembali melaksanakan kebiasaannya seperti semula. Yang biasa membawa mobil meskipun sendirian tetap memacetkan Jakarta dan penduduk bantaran kali akan tetap tinggal di rumahnya. Apalagi yang selama ini hanya simpatisan tanpa punya hak pilih dan tidak tinggal di Jakarta, mereka hanya akan duduk-duduk saja mengamati perubahan Jakarta. Akhirnya, macet dan banjir pun terus menghiasi ibukota meskipun pemimpinnya berganti.
Tinggallah Jokowi sendirian yang dihadapkan pada segudang PR untuk memperbaiki Jakarta yang ia janjikan saat berkampanye. Ia harus segera merombak jajaran pasukannya yang sudah terbiasa dengan model kepemimpinan Foke yang dinilai korup dan angkuh seperti yang dituduhkan pendukungnya. Jika tidak, maka ibaratnya Jokowi harus menjilat ludah pendukungnya itu. Yang tidak kalah rumit adalah mengakomodasi keinginan Prabowo, Megawati dan Yusuf Kalla yang berjasa mengorbitkan beliau jadi DKI-1. Jika tidak, bukan mustahil mereka akan balik menggoyang kepemimpinan Jokowi karena tidak ada yang mustahil dalam perpolitikan negeri ini.
Apakah Jokowi akan berhasil merubah Jakarta menjadi lebih baik, atau hanya sekedar memberi kepuasan sesaat karena berhasil menumbangkan rezim Foke yang dinilai korup? . SEMOGA SAJA BISA, Seperti ketika ia berhasil menjadi panutan bagi bawahannya di Solo, dan berani menolak rekondisi bangunan tua menjadi mall.
Karena kita semua ingin melihat Jakarta yang berubah menjadi lebih baik, siapapun pemimpinnya. Amien….
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H