Mohon tunggu...
Agung Firdausy IA
Agung Firdausy IA Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Pemulung Ilmu

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Kuliah Sepakbola di Indonesia

11 Desember 2014   06:30 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:33 692
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Pada era modern kini sepakbola bukan hanya menjadi olahraga di lapangan saja, tetapi lebih jauh dari itu jutaan fans diluar lapangan,suporter yang berbondong mengantri tiket masuk disertai jalanan dan kafe-kafe di selalu penuh dengan kegiatan nonton bareng tentu saja dibarengi dengan aspek pertumbuhan ekonomi yang pesat, tak pelak sepakbola kini menjadi lahan banyak investor.

Di indonesia sendiri banyak sekali klub sepakbola tiap daerah yang sangat di gandrungi loyalis.

Tapi sudah sejak lama, penantian para suporter seluruh indonesia sangat menantikan momen dimana sepakbola indonesia tercinta gemilang di mata dunia,tentu saja dengan prestasi juara.

Dalam beberapa ajang AFF misalnya, indonesia tidak bisa memenuhi ekspektasi juara, ironis sekali jika kita lihat jumlah penduduk yang sangat "gemuk" dibandingkan negara asean lainnya.masak menghasilkan satu generasi kesebelasan hebat saja tidak mampu.

Dari hal ini, sudah ada beberapa pihak yang menyadari akar dari seluruh kemandulan prestasi sepakbola indonesia adalah di pendidikannya ya selain beberapa faktor politis lainnya,tetapi saya lebih penting melihat sisi pendidikannya.

kita lihat mulai banyaknya sekolah sepakbola dan akademi yang tumbuh.

Mulai dari tim terkenal luar negeri seperti chelsea school,arsenal,milan, boca juniors,real madrid dan mungkin masih banyak yang lain, dari dalam negeri beberapa klub papan atas seperti arema sudah membuka akademi untuk usia belia,selain itu banyak juga akademi lain seperti malang FC, dan akademi aji santoso,villa 2000 dan masih banyak lainnya, hal ini tentu saja akan sangat berpengaruh terhadap kondisi persepakbolaan bangsa nantinya, pembinaan yang berkualitas tentu saja.

Sejalan dengan itu, menarik bila kita simak peran para pemuda terutama mahasiswa sebagai pioner yang akan menentukan kepemimpinan bangsa selanjutnya.

Tak jarang kita lihat di beberapa kota pendidikan, banyak sekali fans club sepakbola yang membentuk suatu komunitas, dengan kegiatan utama yaitu nobar,futsal,dan kegiatan sosial lainnya, personel di dalam komunitas ini mayoritas adalah mahasiswa.

Sedikit kita tarik perbandingan dengan negara lain, semisal di university of bedfordshire inggris ada jurusan sepakbola (football studies) yang khusus mendalami beberapa gambaran luas mengenai sepakbola dalam lingkungan bisnis, pelatihan dan pendidikan, serta studi mengenai industri olahraga secara keseluruhan, pemahaman yang berkembang disana adalah sepakbola bukan hanya olahraga yang dipenuhi dengan urakan, tetapi sebagi sebuah ilmu yang perlu dikembangkan.

Dengan melihat gilanya atmosfer peminat sepakbola di kalangan pelajar dan mahasiswa,menurut saya tidak ada salahnya jika pendidikan formal yang resmi,khusus untuk mendalami sepakbola dengan segala aspeknya guna menopang prestasi sepakbola nasional di kemudian hari, layak untuk dijadikan pertimbangan kampus atau DIKTI untuk berusaha membangunnya, ya meskipun sudah ada jurusan keolahragaan dan beberapa kursus lisensi kepelatihan, tetapi beberapa aspek filosofis dan sejarah perkembangan sepakbola perlu juga dilirik.

Mungkin berawal dari pendidikan yang berkualitas, dan disertai pembinaan intens untuk usia dini, sepakbola indonesia bisa berkembang.

Hingga nantinya liga indonesia sudah tidak lagi bergantung pada pemain naturalisasi ataupun pemain asing yang tidak bersinar dinegaranya dan ekspor ke indonesia, melainkan potensi pemain nasional yang memahami sepakbola sebagai ilmu layaknya yang terjadi di jerman, brazil dan beberapa negara lainnya.

Lebih jauh dari itu, pasar sepakbola dengan manajemen berpendidikan yang berkualitas akan sadar bahwa sepakbola indonesia punya potensi besar untuk lepas dan mandiri dari dana APBD yang memberatkan, semua itu bermula dari pendidikan.

Twitter penulis : @agung_firdausy

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun