Mohon tunggu...
Agung Purnomo
Agung Purnomo Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

Nama: Agung Purnomo Tempat, tanggal lahir: Karanganyar, 9 Februari 2000 Alamat: Drojo, RT.03/11B, Puntukrejo, Ngargoyoso, Karanganyar, Kode Pos 57793

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hubungan Bilangan Ganjil dan Genap dengan Keunikan Alquran

5 Mei 2022   01:45 Diperbarui: 12 Mei 2022   01:34 3615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Allah SWT. telah menurunkan Alquran secara berangsur-angsur (mutawatir) kepada seorang hamba yang paling dikasihi-Nya, yaitu Nabi Muhammad SAW. terhitung selama kurang lebih 23 tahun nabi mendapat wahyu yang agung tersebut. Diturunkannya Alquran jelas bukan tanpa sebab dan tujuan. Alquran berisi kurang lebih 6 pokok bahasan yang sangat menarik untuk dipelajari dan diamalkan. Salah satunya mengenai IPTEK yang didalamnya terdapat sebuah ilmu perhitungan yang bernama ilmu matematika. Dilihat dari manfaatnya, matematika merupakan ilmu yang multimanfaat untuk berbagai disiplin ilmu dalam hal perhitungan dan angka.

Bilangan merupakan kumpulan simbol atau lambang yang digunakan dalam pengukuran dan operasi di matematika. Simbol atau lambang yang digunakan dalam bilangan berguna untuk menentukan jumlah suatu hal. Dengan adanya simbol atau lambang ini, seseorang dengan mudah menentukan hasil pengukuran atau operasi dengan menerapkan prosedur yang telah ada. Hasil yang diperoleh nantinya dapat dibagi menjadi dua, yaitu hasil sesungguhnya (riil) dan hasil taksiran.

Secara garis besar, bilangan dibagi menjadi beberapa jenis yaitu bilangan riil, bilangan cacah, bilangan bilangan rasional, bilangan irrasional, bilangan negatif, bilangan positif, bilangan desimal, bilangan ganjil, bilangan genap, dan masih banyak jenis bilangan lainnya. Bilangan-bilangan tersebut ada yang saling berhubungan karena jenis dan anggotanya.

Di dalam Alquran konsep mengenai bilangan dijelaskan walaupun tidak secara rinci. Salah satunya mengenai bilangan ganjil dan bilangan genap. Bilangan- bilangan ini disebutkan dalam berbagai peristiwa unik, sebagai penanda datangnya keberkahan, dan sebagai penanda aturan jumlah suatu hal. Sebagai contoh bilangan ganjil yaitu pengulangan angka 7 dalam Q.S. Al-Hijr ayat 87 yang merujuk pada tujuh ayat yang sangat istimewa dan perlu diulang-ulang dalam membacanya yaitu Al-Fatihah. Adapun contoh bilangan genap yaitu sepuluh yang terdapat dalam Q.S. Al-Fajr ayat 2 yang berarti:”Dan malam yang sepuluh.” Dalam sebuah tafsir dijelaskan bahwa malam yang sepuluh merujuk pada malam kesepuluh bulan Dzulhijjah, karena malam ini merupakan malam yang sangat bersejarah bagi umat Islam yang sampai sekarang masih dilakukan yaitu menyembelih hewan kurban (Idul Adha). Malam Dzulhijjah juga merupakan salah satu bulan yang mulia dan diharamkan didalamnya melakukan kemaksiatan. Oleh karena itu, diperintahkannya umat muslim untuk berkurban di bulan itu adalah sebagai bentuk pemotongan terhadap dosa-dosa yang pernah dilakukan.

Selanjutnya, Allah SWT. juga bersumpah mengenai bilangan genap dan ganjil di dalam Q.S. Al-Fajr ayat 3 berikut.

الشَّفْعِ وَالْوَتْرِۙ

Artinya:”Demi yang genap dan yang ganjil.”

Tentu sumpah yang ada dalam firman Allah tentang ganjil dan genap ini bukan tanpa sebab. Jika ditilik lebih lanjut, bisa diartikan jika Allah SWT. adalah Esa yang artinya satu (ganjil). Oleh karena itu, perumpamaan makhluk-Nya adalah genap. Hal ini mengisyaratkan bahwa Allah SWT. mampu berdiri sendiri tanpa membutuhkan bantuan apapun dan dari siapapun, sedangkan makhluk-Nya tentu membutuhkan bantuan dan sangat bergantung pada-Nya. Karena tanpa bergantung kepada-Nya,  mustahil perumpamaan genap tersebut terpenuhi. Dengan kata lain, semua makhluk membutuhkan Allah SWT. untuk dapat hidup dan menjalani kehidupan dengan baik dan selaras.

Sistem bilangan genap dan ganjil mempunyai keterkaitan yang erat. Jika dilihat dari jenisnya, kedua bilangan tersebut merupakan pembagian dari bilangan asli. Yang menjadi tolak ukur utama perbedaan keduanya adalah faktor baginya. Bilangan ganjil adalah bilangan yang faktor baginya bukan 2, sedangkan bilangan genap adalah bilangan yang faktor baginya adalah 2. Perbedaan ini dilihat dari rumus umum pembentuknya. Bilangan ganjil mempunyai rumus umum atau  untuk  adalah bilangan bulat. Rumus ini didapat karena terdapat angka 1 (ganjil) yang mempengaruhi suatu bilangan menjadi ganjil. Denga kata lain, jika angka 1 tidak ada, maka bilangan dapat dikatakan genap karena  dapat didefinisikan sebagai  atau  dimana 0 adalah bilangan genap.

Alquran memang begitu kompleks dalam menjelaskan setiap permasalahan walaupun sebagian perlu dijabarkan lebih lanjut dengan hadits Nabi Muhammad SAW., termasuk dalam menjelaskan hubungan antara bilangan ganjil dan genap yang sama-sama terbentuk dari bilangan bulat dan keduanya terkait dalam berbagai peristiwa atau ketentuan yang ada di dalamnya, serta kajian secara lanjut dalam ilmu pengetahuan. Sebagai seorang muslim, sudah seharusnya kita mencoba mencari dan mengembangkan tentang hubungan Alquran dengan bilangan ganjil dan genap lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun