Mohon tunggu...
Agung Naser
Agung Naser Mohon Tunggu... Penulis - Antronesia

Menulis adalah Makanan Otak Kiri

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Gojek, Kampus, dan Kemendikbud

24 Oktober 2019   21:34 Diperbarui: 24 Oktober 2019   21:41 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pagi itu, disaat semua kebesingan kota manado menusuk-nusuk telingaku, ketenangan pagi ternyata tidak bisa dirasakan dikota. Apalagi yang berpredikat sebagai mahasiswa, dating pagi-pagi kekampus ketika ada mata kuliah merupakan sebuah kewajiban karena dapat membuat mahasiswa lebih disiplin, berarti aku termasuk orang-orang disiplin itu hehehehe...

Ketika sampai di kampus, yaitu universitas Sam ratulangi fakultas ilmu social dan politik dari gerbang fispol unsrat aku berjalan dengan santai sambil melihat tukang sapu yang bekerja setiap pagi membuat kampus terlihat bersih meskipun sebagian mahasiswa yang terus membuang sampah sembarangan dan tidak tau kalau sampah-sampah yang dibuang ternyata ada membersihkannya.

Kesalahan terbesarku adalah tidak pernah tau berapa gaji dari para pembersih kampus ini, kampus adalah sebuah tenpat untuk menimbah ilmu pengetahuan disisi lain kampus juga dijadikan tempat untuk mencari nafkah, mulai dari penjual gendongan istilah dikampusku kios berjalan, tukang ojek, ojek online, penyapu kampus dan yang lain-lain.

Sambil berjalan perlahan pagi-pagi itu, aku melihat spanduk kecil ditempat parkir fakultas ilmu social dan politik di unsrat, spanduk kecil bertuliskan kendaraan online dilarang parkir disini dari spanduk kecil, bukan hanya unsrat tapi juga berbagai universitas di Indonesia juga melakukan hal yang sama, itu aku teringat mentri kabinet 2019 yang diumumkan presiden di depan istana negara putera-putri terbaik Indonesia akan membawa arah Indonesia ke depan.

Yang menarik adalah mentri pendidikan dan kebudayaan, seperti yang kita ketahui bersama bahwa nomenklatur dikti telah kembali ke kemendikbud yang akan di tangani oleh mentri baru yaitu Nadiem Makarim, siapa nadiem makarim ? lulusan Harvard university ini adalah seorang CEO gojek. Keteguhan beliau membuat ojek online ini berkembang dan menciptakan ribuan lapangan pekerjaan untuk masyarakat Indonesia.

Pada tahun 2016 anak-anak muda di lorong pencak samrat 18 tampat tinggalku, sangat banyak sekali para peminum minuman keras, akan tetapi akhir-akhir ini anak-anak muda itu sudah tidak lagi mabuk-mabukan melainkan bekerja menjadi ojek online, ini menjadi sebuah hal positif bagaimana suatu pekerjaan bisa mengurangi berbagai ketimpangan social, kita kembali ke laptop..

Kita tau bersama bahwa nadeim makarim terpilih sebagai mentri pendidikan dan kebudayaan, dikti dibawah naungan kemendikbud, kampus melarang ojek online beroprasi di seputaran kampus, nadeim makarim adalah CEO gojek, meskipun nadeim makarim telah mengundurkan diri dari CEO gojek karena tugas dan tanggung jawab yang beliau emban sebagai mentri.

Pertanyaan nya adalah apakah kedepannya kampus tetap komitmen melarang ojek online beroperasi diseputaran kampus ataukah berbagai kepentingan tetap digunakan untuk melanggengkan ojol terus menerus beroperasi dikampus.

Mungkin kita perlu melihat fakta ini secara bersama Komitmen kampus dalam melarang kendaraan online terus menerus dikampanyekan ini dibuktikan dengan berbagai spanduk yang melarang kendaraan online beroperasu entah apa alasannya, disampung pelarangan ini, para pekerja ojek online melihat kampus dari segi penghasilan serta melihat kampus sebagai ladang pekerjaan mereka karena rata-rata mahasiwa/I di universitas sam ratulangi adalah para pendatang kelas menengah kebawah yang tidak memiliki kendaraan pribadi.

Tuntutan hidup hemat ditengah kota manado sudah menjadi hal yang lumrah, itu berarti mereka akan lebih memilih yang hemat-hemat dam murah meria dari pada yang mahal-mahal Dengan ditetapkannya nadiem makarim mantan CEO gojek sebagai mentri pendidikan dan kebudayaan apakah akan bertentangan dengan kebijakan universitas diseluruh Indonesia yang melarang ojek online beroperasi ataukah akan distrukturisasikan bahwa tidak ada pelarangan ojek online beroperasi dikampus,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun