Manajemen berasal dari bahasa inggris "manajemen"dengan kata kerja "to manage" yang artinya mengurusi atau kemampuan menjalankan dan mengontrol. Terry menyatakan manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai yang ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya.
Menurut T. Hani Handoko, ada tiga alasan utama mengapa manajemen diperlukan:
Manajemen diperlukan agar tujuan pribadi dan organisasi dapat tercapai
Berikutnya, manajemen juga diperlukan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan-tujuan, sasaran, dan kegiatan, yang saling bertentangan dari pihak yang punya kepentingan dalam organisasi.
Manajemen dibutuhkan untuk mencapai efisiensi dan efektivitas suatu kerja organisasi
Gibson menyatakan bahwa manajemen bimbingan dan konseling adalah aktivitas-aktivitas yang memfasilitasi dan melengkapi fungsi-fungsi keseharian staf (Hikmat. Manajemen Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia dan Sugiyo, Manajemen Bimbingan dan Konseling di sekolah, Semarang : Widya karya, 2010)
Dalam kontek bimbingan dan konseling (BK) manajemen dapat berarti proses perencanaan, pengorgaisasian, pengarahan dan pengawasan aktifitas-aktifitas yang berlangsung dalam bimbingan dan konseling, serta penggunaan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Manajemen BK mengupayakan agar tercapainya efektivitas dan efisiensi serta tercapainya tujuan. Oleh karena itu, manajemen diperlukan dalam bimbingan dan konseling dengan tiga alasan, yaitu :
a. Untuk mencapai tujuan,
b. Untuk menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang saling bertentangan (jika ada),
c. Untuk mencapai efektivitas dan efisien.
 (Robert L Gibson dan Marianne H. Mitchell, 2011. Bimbingan dan konseling, Yogyakarta: pustaka pelajar 2011,
Peseeta didik yang sering tidak masuk di salah satu pelajaran di sekolah dengan mengeluhkan ketidak nyamanannya di dalam kelas. Tidak semata-mata konselor menyimpulkan masalah yang dihadapi peserta didik. Ada beberapa hal yang harus dilakukan konselor secara berurutan dan teliti agar dalam menyusun sebuah kesimpulan berjalan secara efisien dan efektif.
Pertama, Konselor membuat perencanaan layanan dan kegiatan pendukung mulai dari membuat program tahunan, bulanan, mingguan bahkan harian.
Kedua, Konselor melibatkan berbagai sarana dan unsur yang ada dalam kegiatan tersebut.
Ketiga, Konselor mewujudkan praktik-praktik dan jenis layanan dari masing-masing kegiatan  yang telah direncanakan.
Keempat, Konselor mampu mengontrol praktik pelayanan dalam bentuk penilaian hasil dan prosses kegiatan  dan dapat di pertanggung jawabkan.
Manajemen yang tepat merupakan langkah utama agar proses berjalan dengan tepat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H