Tidak terasa program 1000 Desa Sapi yang diluncurka  tahun 2020 sudah berjalan setahun. NTT, NTB, Jawa Timur, Lampung, dan Kabupaten Gowa  adalah salah satu kabupaten menjadi percontohan program 1000 Desa Sapi di Indonesia.
Dari sekian banyak kabupaten di Sulsel hanya Gowa yang mendapatkan program dari Kementerian Pertanian RI tahun anggaran 2020.
Salah satu kandang yang terpantau dilapangan adalah kandang ternak sapi yang dikelolah oleh kelompok Julu Ero yang terletak di Desa Bontolangkasa di ketuai Mansur Dg.Sila.
Dg.Sila menututkan bahwa di daerah Gowa hanya ada satu kecamatan yang menerima program 1000 Desa Sapi yaitu Kecamatan Bontonompo, yang terbagi lima kelompok dan lima desa dan kelurahan yang dapat,denga jumlah 1000 ekor Sapi. Satu kelompok tani atau peternak mendapat 200 ekor Sapi(100 sapi jantan/bakalan, 100 ekor sapi betina /indukan) sapi-sapi inilah yang kita pelihara bersama anggota kelompok kita sekitar 30 org. Anggaran harga Sapi setiap kelompok sekitar 4 M, untuk 5 kelompok peternak kurang lebih 20 M.
"Sayangnya banyak anggota yang mundur dipertengahan jalan, sehingga kami hanya tersisa sekitar sepuluh orang saja," ungkap dg.sila. Banyaknya anggota mundur dan bergugguran karena kesulitan biaya sehari-hari, seperti biaya pengelolaan kandang, pakan dan juga biaya hidup mereka akibat kakunya aturan pembiayaan juga pengelolaan ternak sapi ini, apalagi kita masih dinaungi oleh korporasi yang tidak bisa mengambil keputusan ketika kita memerlukan sesuatu yang berkaitan dengan sapi-sapi ini, seperti kami sangat butuh mobil angkutan pakan dari lokasi lahan pakan. Untuk sewa angkutan ada, cuma kadang butuh saat itu sementara kendaraan sewa tidak ada, makanya kita sangat merasa membutuhan armada untuk angkutan sendiri dalam kelompok karena ini sapi banyak jumlahnya, kelunya." Melapor ke korporasi PT.Bumi Berjaya Agrikultural atau perusahaan yang menaungi kita tentang kebutuhan itu , mereka juga tidak bisa memberikan solusi",jadi pusing jadinya ngurusi sapi-sapi ini kalau kebijakan atau mekanisme pengelolaannya tidak berubah,tutup pria paruh baya itu.
Di samping itu kondisi kandang juga tidak layak karena pagar tembok keliling tidak selesai hanya ada pondasi dan pilar besi yang belum di cor. Ini memprihatinkan sekali dari segi keamanan binatang ternak sapi ini, apalagi telah pernah terjadi pencurian seekor sapi yang tidak kembali hingga saat ini.
Banyak keluhan peternak kepada penulis, antara lain biaya pakan, tenaga kerja kurang, pengelolaan dana hasil penjualan yang sangat kaku dll. Jadi, harapan kelompok peternak butuh perubahan juknis dan juklak agar bisa tercapai kemandirian usaha para kelompok dan mencapai tujuan akhir dari pemerintah melalui program 1000 Desa Sapi di Gowa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H