Klunting.. sebuah pesan masuk dari seorang sahabat mengabarkan acara besar yang akan diadakan sudah didepan mata. Ya, kami alumni Tarbiyatul Mu'allimin Al-Islamiyah Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan sepakat melaksanakan reuni akbar 5 tahunan sebagai bentuk silaturrahim guna mempererat tali persaudaraan.
Tahun ini kami memilih lokasi di ujung timur Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Kuningan tepatnya. Kabupaten yang terkenal dengan salah satu sejarah besar bagi bangsa Indonesia, Perundingan Linggajati. Kuningan juga merupakan salah satu pintu gerbang masuk Jawa Barat dari arah timur.
Bermula dihari Rabu tertanggal 31 Mei 2023 jam 09.15 saya bertolak dari bumi Trunojoyo, julukan bagi Kabupaten Sampang. Setelah menempuh pejalanan panjang akhirnya saya tiba kabupaten yang dikenal dengan julukan "Kota Kuda" dan langsung menuju tempat acara di D'Orchid Caf & Resto yang terletak di jalan Palutungan, Cisantana Kecamatan Cigugur.
D'Orchid Caf & Resto tepat berada di kaki gunung Ceremai, gunung yang secara administrative masuk dalam kawasan dua kabupaten, yakni Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka ini memiliki ketinggian 3.078 meter di atas permukaan laut. Gunung Ceremai kini masuk ke dalam kawasan Taman Nasional Gunung Ceremai yang memiliki luas total 15.000 hektar.
Sampai di lokasi kami disambut oleh tim panitia dari teman-teman kobart, koordinator barat. Setelah melakukan ritual kedatangan, kami langsung menuju resto untuk makan siang dan sekedar melepaskan penatnya perjalanan. "Selamat datang di Bumi Kuningan, Baraya Briboz 5.0"
Pembukaan dimulai ketika sang surya mulai tenggelam ufuk barat, canda tawa menghiasi acara tersebut. Kami saling bercerita tentang perjalanan dari daerah masing-masing hingga tiba waktu makan malam, kamipun beranjak menuju resto menikmati hidangan yang disediakan.
Suara nyanian khas pegunungan mengiringi malam kami diiringi syahdu obrolan dengan sahabat atau saudara yang sudah sekian tahun tidak bersua di duninya nyata dan hanya bisa bertutur kata di dunia maya. Ada sebagian yang melakukan tukar kado, ada yang bernyanyi riang bersama, ada juga yang hanya bercengkrama sambil menikmati dinginnya udara malam dengan menyeruput kopi atau teh panas.
Tanpa terasa waktu menunjukkan pukul 23.00 satu persatu dari kami memohon ijin beristirahat untuk mengembalikan tenaga yang sudah terkuras seharian tadi sehingga siap melanjutkan petualangan esok hari.
Pagi hari kami dibangunkan oleh alunan syahdu muadzin mengumandangkan Adzan Shubuh, ya karena penginapan kami berdekatan dengan Masjid Raya Al-Istiqomah Palutungan dan memudahkan kami dalam beribadah karena hari kedua bertepatan dengan hari Jumat.
Setelah melaksanakan ibadah shalat Subuh kami lanjut sarapan pagi kemudian senam sekedar meregangkan otot yang kaku akibat dinginnya alam lembah Ceremai. Dirasa cukup kami langsung menuju destinasi wisata Taman Nasional Gunung Ciremai, Curug Putri Palutungan.
Curug Putri Palutungan merupakan wisata alam yang menampilkan keindahan hutan dan kejernihan air terjun yang terletak di kaki Gunung Ceremai. Hanya dengan merogoh kocek sebesar Rp. 15.000,- kita bisa menikmati kesejukan udara sekitar yang dipagari pohon-pohon menjulang tinggi dan kesegaran air terjun.
Puas bermain di alam, kami dihentikan oleh panggilan kewajiban bagi umat islam laki-laki yakni shalat Jumat. Yang dilanjutkan makan siang kembali di D'Orchid caf&resto. Setalah menuntaskan kewajiban perut berlanjut ke acara bebas, ada yang istirahat siang, sebagian melanjutkan obrolan semalam yang terpotong oleh waktu.
Makan malampun telah usai, panitia memandu kami meneruskan susunan acara yakni diskusi bersama Pimpinan dan Pengasuh PP. Al-Amien Prenduan Dr. KH. Ahmad Fauzi Tijani, M.A. melaui siaran udara karena beliau berada di Kediaman, Sumenep Madura.
Selanjutnya tarian jari jemari beberapa peserta di depan gitar, kepiawaiannya mengiringi nyanyian lagu kerinduan, musik persahabatan dan irama-irama perpisahan. Karena esok hari kami akan kembali menuju daerah asal untuk melanjutkan asa yang telah kami rajut.
Seperti hari sebelumnya pagi ini kami disuguhi makanan khas Kuningan, "Hucap" merupakan akronim dari tahu kecap. Menu sarapan khas ini terdiri tahu dan lontong yang disiram dengan bumbu kacang dan kecap lalu ditaburi bawang goreng.
Makanan khas Kuningan ini berbumbu saus kacang yang lebih kental, dengan rasa asin, manis hingga asam dan pedas. Uniknya, saus kacang ini memiliki rasa rempah yang kental jika dibandingkan dengan saus kacang yang ada pada kupat tahu pada umumnya.
Waktu menunjukkan pukul 10.00 tibalah kami di penghujung acara, kini waktunya kami berpamitan undur diri dari kabupaten yang dipimpin oleh H. Acep Purnama, S.H., M.H. setelah melakukan ritual perpisahan, peluk, cium dan salam dengan semua peserta reuni, kami masuk ke kendaraan masing-masing dan mulai meninggalkan lokasi
Kuningan 03-05 Juni 2023, terima kasih saudaraku waktu yang singkat kan menjadi kenangan yang melekat..
Noer Ulum Agung P, Penulis adalah Guru Otomotif SMK, Alumni Pascasarjana FKIP Unitomo dan Penikmat Kuliner
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H