Mohon tunggu...
Agung Widiatmoko
Agung Widiatmoko Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Biasa

Menulislah selama bisa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Calon Pengangguran

24 Juli 2024   00:01 Diperbarui: 24 Juli 2024   00:08 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengangguran/medcom.id

"Nak sekolah lah yang pintar agar bisa bekerja di perusahaan yang bagus, dan bisa jadi Pegawai Negeri di kemudian Hari" Itulah setidaknya kata kata atau Nasihat yang keluar dari mulut orang tua kita ketika kita akan memasuki bangku sekolahan, rule nya jelas, Kita di Sekolah kan, agar mempunyai wawasan yang luas, kemudian setelah mempunyai wawasan yang cukup luas tujuannya adalah agar kita bisa memperoleh Pekerjaan yang baik atau bekerja kepada Negara. Sedikit sekali dari Orang Tua kita semua yang  pernah berkata atau memberi nasihat Agar kita bersekolah supaya kelak bisa membuka lapangan pekerjaan.

Pada kenyataanya setelah kita sekolah kemudian lulus, ternyata yang membuka lowongan pekerjaan dan membutuhkan karyawan sangat tidak seimbang dengan yang melamar pekerjaan, dan untuk menjadi pegawai negeri syaratnya sedemikian ribet, belum lagi ada referensi dan suap menyuap masih sering terjadi. Meskipun banyak juga yang lolos seleksi sebagai pegawai negeri dengan benar benar jujur dan transparant.

Kembali kepada konsep awal, Ketika kita di sekolahkan dengan harapan untuk mencapai dan mendapatkan wawasan yang luas setelah sekolah agar bisa bekerja, seperti nya ini adalah konsep yang kurang tepat khususnya di pikiran para orang tua, namun tidak sepenuhnya konsep pemikiran mereka itu salah, melainkan karena selama ini Akademisinya juga melakukan target marketing untuk mendapatkan pelajar dan mahasiswa sebanyak banyaknya dengan embel embel dan siap kerja, bekerjasama dengan perusahaan A, B, C dan lain sebagainya untuk meyakinkan dan menguasai pikiran orang tua dan para calon baik pelajar ataupun Mahasiswa.

Lalu Kenapa Tema diatas adalah Calon Pengangguran?.  Berapa perkiraan biaya pendidikan mulai dari SD hingga usai Perguruan tinggi sebut saja sampai S1? Kurang lebih sekitar Rp. 300.000.000 tentu saja hal ini bisa lebih tinggi nilainya jika masuk SD, SMP, SMK dan Kuliahnya di sekolah atau kampus yang Menjadi Favorit. Maka modal awal yang telah kita tanamkan untuk dalam kurun waktu 16-17 tahun adalah sekitar 300.000.000 hal ini belum termasuk biaya personal seperti membeli buku, uang saku, dan lain lain. Ketika kampus atau sekolah menawarkan dengan bahasa siap Kerja hal ini memang tidak salah sebagai market dan ini adalah wujud kecerdasan para akademisi dalam meyakinkan target market untuk pelajar maupun calon mahasiswanya, karena pihak sekolah atau kampus tidak memberikan jaminan pekerjaan melainkan hanya memproses dan mendidik seseorang dengan siap kerja.

Lalu siapa yang harus di salahkan ketika banyak alumni yang setelah mendapatkan Ijazah S1 dengan jumlah ribuan bahkan ratusan ribu hampir di seluruh pelosok Negeri ini kemudian gagal mendapatkan Pekerjaan dengan banyaknya persaingan dan melubernya pelamar kerja serta terbatasnya Lowongan pekerjaan? Tanggung jawab siapakah pengangguran ini, dan calon calon pengangguran selanjutnya? Tentu saja bukan bermaksud mengatakan bahwa yang saat ini mengenyam pendidikan sebagai Calon sarjana adalah Calon pengangguran, melainkan itulah fakta dan realitanya sebab toh permasalahan ini sudah Basi dan belum terselesaikan hingga saat ini. 

Ditengah problematik yang sangat luar biasa ini justru para Orang Tua bahkan mereka yang masih mengenyam pendidikan Bahkan tidak menyadari dan terlena dengan realita yang ada dengan fakta fakta yang terjadi, dan mereka lebih asyik ber euforia, bahwa mereka merasa lebih unggul dan tidak pernah terbayangkan setelah lulus mau membuka lapangan pekerjaan atau bekerja dimana, dan lain sebagainya, tentu saja hal ini baik karena mereka akan lebih fokus terhadap study nya terhadap proses pematangan wawasan keilmuan nya, Hal ini menjadi tidak baik dan sangat melelahkan ketika mereka telah lulus, mau dirumah saja menunggu lamaran pekerjaan di terima sebagai pengangguran juga serba salah, belum lagi bisa memenuhi harapan orang tua dan juga dihadapkan pada persaingan yang begitu luar biasa baik karena banyaknya orang dalam ketika melamar pekerjaan, maupun persaingan antara sesama alumni sebuah Universitas yang jumlahnya semakin meningkat.

#Biliksunyi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun