CORONA (Come Round Nation), dari Togog sampai Semar hingga Khalifah fil Ardh.
Oleh : Agung Fery Widiatmoko
Come Round Nation (CORONA) Datang Keliling Negara, sepertinya mungkin hanya cocok logi, atau mungkin dalam otak atik gatuk istilah orang jawa, semacam mencocokan, atau sebuah singkatan yang kebetulan aja di cocok cocokan dengan keadaan dan kejadianya menurut saya sendiri, tentu saja ini tak perlu di percaya atau diyakini sebab toh ini tak mempunyai muatan kebenaran sama sekali, Datangnya, CORONA membawa efek ketakutan, dan kepanikan serta kebingungan dan lain lain.
Kehadiran Corona bisa saja sebagai Pamomong atau pengayom bagi umat manusia dan bumi dimaba manusia bertempat tinggal didalamnya tetapi celakanya bahwa ternyata kehadiran Coroba justru membawa kabar menakutkan dan menebar kepanikan kepanikan sebab manusia menjadi kaget luar biasa, dari yang semula aktivitasnya sangat sangat hiperaktif dengan berbagai macam ekploitasinya yang luar biasa terhadap alam harus secara mendadak di hentikan dari aktivitas aktivitas yang sebelumnya mereka lakukan, dari yang terbiasa berkerumun harus mulai dibatasi jarak bahkan sampai adanya larangan keluar rumah dan menjaga intensitas sosial termasuk bertegur sapa.
Kalo benar Corona bertugas sebagai pamomong atau pengayom Bumi dan manusia maka ia telah gagal karena menebarkan ketakutan dan kepanikan juga prasangka meskipun tugasnya dibilang berhasil karena manusia lebih bisa merenungi dan memaknai kembali bahwa ternyata kepandaian, kekayaan mereka dan lain sebainya tidak sebanding dengan makhluk yang hampir tak terlihat oleh mata. Kalo benar demikian bisa jadi Corona adalah Togog yang ketika ia gagal mengemban tugaa dalam kurun waktu yang tak begitu lama maka ia harus kembali ke asal muasalnya dan kemudian bersamaan dengan kembalinya Togog jika dalam kisah kisah pewayangan maka turunlah semar sebagai pamomong atau pengayom yang menggantikan tugas togog di muka bumi untuk kemudian mengayomi dan melindungi serta merawat kestaria kesatria baru atau kalau dalam bahasa Alqur'an khalifah fil ardh. Sebab manusia mempunyai berbagai sudut pandang dan persepsi, kita mau melihatnya dari segi apa, apakah dari segi makhluk atau ciptaan, dari segi sebagai seorang hamba, atau dari segi fungsionalnya yaitu sebagai Khalifah fil ardh. Sekali lagi ini tak perlu di percaya dan di yakini karena ini hanya sebatas syak wasangka, sedang Alloh dan segala yang meliputinya itu Tan kinoyo ngopo tan keno kiniro, atau tak bisa disangka sangka dan tak bisa di kira kira.
Imagine
Malang 12 april 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H