Mohon tunggu...
Agung Widiatmoko
Agung Widiatmoko Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Biasa

Menulislah selama bisa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Antara Samudera dan Ikan Paus

18 Oktober 2018   18:44 Diperbarui: 18 Oktober 2018   18:44 606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
Siapakah Emha Ainun Nadjib? Menurut saya pribadi, beliau adalah Manusia biasa, sebab sosoknya sebagai Manusia, Rakyat biasa, sebab beliau adalah Rakyat, Warga Negara karena beliau hidup dan menetap di suatu Negara yang bernama Indonesia. Akan tetapi lebih mendalam lagi Saya melihat beliau bukan hanya Manusia, Rakyat, ataupun hanya sekedar Warga Negara, melainkan lebih dari itu. 

Sejatinya beliau lebih luas dari apa yang mungkin saya bayangkan saat ini, tentu saja karena kecekakan pengetahuan dan minimnya wawasan dan pengetahuan saya mengenai Beliau dan kadar pikiran dan akal saya juga tak mampu mendefinisikan beliau secara utuh.

Saya melihat beliau sebagai manusia, rakyat dan warga Negara karena fisik beliau sebagai Manusia, tetapi kalo diperbolehkan saya memandang Beliau lebih kedalam lagi bahwa beliau bukan hanya seperti yang terlihat oleh mata lahir kita yang hanya mampu melihat apa yang tampak di hadapan. Saya merasa Indonesia tak sanggup menampung Beliau, kenapa? Karena Beliau lebih luas dari Indonesia dan justru saya menilai dan merasa bahwa Beliau lah yang Menampung indonesia.

Indonesia seolah hanya bagian kecil dari diri Beliau. Adapun Maiyah dalam perspektif saya Adalah desanya Beliau, yang terlahir begitu saja dari sisi lain beliau yang tak terlihat oleh mata lahir kita, yang kemudian mewujud menjadi forum forum dan lingkaran lingkaran kecil di setiap kota, desa, dan wilayah lain yang ada di Indonesia. 

Apa benar maiyah sekecil itu? Seperti halnya Beliau yang berwujud manusia, tinggal di suatu negara bernama Indonesia tenty saja dalam pandangan mata lahir beliau seolah olah ya tampak seperti itu, sama halnya maiyah yang terlahir dari sisi lain beliau juga tampak seperti demikian, tetapi kalau dilihat dari segi dan sisi lain, Maiyah adalah salah satu ruang kosong Hampa tak berisi apa apa yang mampu menampung apapun saja termasuk rakyat Indonesia yang secara perlahan bertransmigrasi ke dalamnya, dan dalam Maiyah sendiri Indonesia merupakan bagian kecil diantara sudut ruanganya.

Masyarakat yang memilih jalan bertransmigrasi ke desa bernama Maiyah itu tidak membatasi dirinya namun juga tidak akan mengusik apa yang menjadi bagian lain dari ruanganya, sebab ketika mereka bertransmigrasi mereka seolah memperoleh kesadaran bahwa tujuanya adalah menjaga dan mengamankan satu sama lain, sebab ketika masyarakat maiyah berniat menghancurkan Salah satu sudut ruangan yang bernama Indonesia tadi sudah tentu tak memerlukan waktu yang lama untuk memporak porandakanya, tetapi itu sama saja merusak Ruangan mereka sendiri dan menyakiti hati dari yang melahirkan Maiyah itu sendiri meskipun Maiyah lahir bukan dari diri Emha Ainun Nadjib secara utuh, melainkan hanya dari sisi lain beliau.

Emha Ainun Nadjib tak mungkin bisa ditampung oleh Indonesia sebab beliau tak ada skala dan ukuranya di Indonesia, dan sudah tentu Indonesia akan kewalahan menampung Beliau karena Indonesia tak cukup luas dan bahkan hanya menjadi bagian Kecil di salah satu sudut diri beliau. Emha Ainun Nadjib adalah manusia ruang yang akan selalu memposisikan diri sebagai ruang, ibarat samudera beliau adalah samudera yang dengan rela menampung sampah sampah dan menenggelamkanya kedalam dasar samudera, dan indonesia seperti Paus atau Hiu yang berenag di kedalamanya? Mana yang lebih besar antara samudera dan Ikan Paus?

Agung F. Widiatmoko

Malang 17 Oktober 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun