Mohon tunggu...
Agung Widiatmoko
Agung Widiatmoko Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Biasa

Menulislah selama bisa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Rakyat Tanpa Negara dan Negara Tanpa Rakyat

15 Oktober 2017   23:05 Diperbarui: 15 Oktober 2017   23:20 2784
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apakah Anda bisa membayangkan jika sebuah rumah itu dihuni oleh orang orang yang sangat peduli dengan kebersihan dan tentu Anda juga bisa membayangkan jika rumah itu dihuni oleh orang orang yang tidak begitu perduli dengan kebersihan, apa yang akan membedakan keduanya pasti akan jelas terlihat, bahwa rumah yang satunya akan terlihat lebih menarik di pandang, lebih nyaman di tinggali dan lebih bersih serta yang satunya pasti sangat kotor, tidak beraturan dan sangat tidak nyaman ditinggali, lalu banyangkan jika rumah tersebut tidak berpenghuni apa yang akan terjadi? Perlahan lahan rumah tersebut pasti akan hancur, dan tidak layak di huni.

Itu lah gambaran sebuah rumah, namun berbeda dengan manusia atau penghuninya, Manusia ataupun penghuninya sekalipun ia tidak memiliki rumah ia masih bisa dan sanggup bertahan, mungkin mengontrak, menumpang atau paling sial nasibnya mereka akan tidur di emperan dan pinggir pinggir jalan, lalu para penghuni itu bisa bekerja sama mendirikan bangunan atau rumah di tanah kosong untuk tempat tinggalnya meskipun mungkin itu bukan tanahnya paling sial adalah digusur tetapi ia bisa membangunya kembali bukan.

Negara juga seperti demikian, boleh ia meremehkan dan tidak menganggap rakyatnya bahkan boleh saja negara yang di kelolah oleh pemerintahanya tidak menganggap rakyatnya ada dan tidak memerlukan rakyat, tapi yang perlu di ingat adalah satu hal, tanpa Rakyat Negara tidak akan pernah ada, kalo pun ada maka itu tidak akan lama dan akan segera musnah punah dan lenyap, tetapi tidak dengan Rakyat, jika rakyat bersatu maka ia bisa membangun pemerintahanya, ia bisa mendirikan gedung gedung parlementer, ia bisa saling mendidik yang lain menjadi Militer guna pengamanan suatu negeri atau bangsa yang baru di bangunya.

Di ujung timur sana di Papua para pekerja nya adalah Rakyat Indonesia hampir sekitar 8300 orang menjadi korban PHK dan dirumahkan sepihak oleh Perusahaan asing bernama PT. Freeport Indonesia, Dan tahukah anda apa yang dilakukan pemerintah Negara dari rakyat tersebut? Mereka diam, mereka tidak memperhatikan rakyatnya, yang lebih di pentingkan adalah Business. Pemerintah negara dari rakyat tersebut menganggap rakyatnya tak berguna dan menganggap bahwa perusahaan asing itu yang lebih penting dari rakyatnya, Mereka lupa para pekerjanya itulah yang membayar pajak paling besar kepada pemerintah tapi sayang pemerintah sebagai pengelola negara dari para pekerja itu tidak perduli dengan nasib mereka.

Anda tahu Presidennya, ia lebih suka traveling Anjang sana Anjang sini dengan alasan melihat pengungsi ini dan itu dengan alasan melihat proyek ini dan itu tapi ia tidak pernah memikirkan nasib para pekerja yang memberikan sumbangsih pajak paling besar kepada pemerintah itu.

Apakah para pekerja itu lebih penting dibandingkan para pengungsi sehingga saya bicara demikian? Tidak bahkan para korban itu memang harus ditangani dengan cepat bukan, dan itu sudah ada yang mengurusnya bukan? Lantas buat apa sebagai kepala negara dia kesana cuma menengok saja para pengungsi? Apakah pencitraan? Mungkin begitu.

Anda tahu para pekerja itu korban dari apa? Itu korban dari sengketa antara perusahaan dan Pemerintah dan sedangkan sekarang dengan problematika seperti yang dialami para pekerja itu Pemerintahnya seolah lepas tanggung jawab, dibiarkan berbulan bulan para rakyat dan pekerjanya di sia siakan oleh perusahaan asing itu, padahal para pekerja itulah yang memberikan sumbangsih pajak paling besar kepada pemerintah coba anda cek di situs apapun atau di kantor perpajakan, karyawan mana yang membayar pajak paling besar? Anda akan kaget ternyata yang paling besar dibandingkan yang lain adalah karyawan PT. Freeport.

Kemudian anda bandingkan Perusahaan mana yang membayar pajak yang paling besar? Pasti jawabannya bukan Perusahaan yang bernama PT. Freeport itu.

Bisa anda bayangkan bukan jika pada rakyat yang memberi sumbangsih pajak penghasilan paling besar saja di abaikan lantas apa yang akan dilakukan pada yang tidak memberikan atau paling sedikit memberikan sumbangsihnya ?

Anda bisa melihat bagaimana seenaknya tarif BBM dinaikan, pajak dinaikan, tarif dasar listrik dinaikan, bahkan berkomentar sedikit di judge Penyebar kebencian, provokator, bahkan makar.

Kalo Rakyat ini mau makar maka sudah lama Istana Kepresidenan itu di bakar, gedung DPR yang berisi wakil rakyat yang kerjanya cuma korupsi dan menghabiskan uang rakyat itu dibakar beserta penghuni didalamnya, tapi apa yang terjadi tidak demikian bukan? Kenapa? Bukan rakyat takut tapi rakyat ini begitu sabarnya bahkan sudah terbiasa ia hidup tanpa negara, dan sudah biasa justru negara dan pemerintah malah membikin repot hidup nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun