Mohon tunggu...
agung july
agung july Mohon Tunggu... -

a reader.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Musim Di Dadaku

3 Juni 2014   05:57 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:46 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Akan ada yang gugur di dadaku,
setelah pengharapan terjatuh
dan kesedihan terlalu buruk
untuk sebuah musim penghujan
yang sibuk membanjiri diri sendiri.

Adakah penantian
yang begitu kemarau
untuk sebuah jarak
yang terlalu diam?

Tapi setelah ini akan ada
di mana cinta akan di bikin
lebih mengerikan dari biasanya:
lebih runtuh--dari musim gugur di dadaku
dari rintih dalam puisi.

: Nanti, dalam bersemi,
di mana tumbuhnya beberapa kamu
sebagai pengharapan baru,
setelah beberapa puluh-puluh tahun
musim di dadaku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun