: n.f
kita masih pejalan kaki yang sama, menentukan arah, mencari-cari cara untuk sebuah pertemuan. entah kau dengan siapa, tapi aku, aku masih menyusuri jalan ketiadaan lengang. menemukanmu adalah tujuan.
dalam kepalaku tak lebih luas ketimbang taman, hanya mampu menampung transkrip-transkrip senyummu yang menawan.
sebab, kau adalah sebaik-baiknya dalam ingatan aku.
di kamar bujang ini aku lebih menyukai gelap dibarengi udara basah-lembab, hening yang asing, kabut menebal kaca jendela juga asbak penuh.
-aku masih menanti kau dengan ajal yang sama.
pada sebuah jarak yang tidak kau ketahui di sini, kupunya nyeri tetapi enggan denganmu aku berbagi. sebab kau terlalu penghujan untuk seorang perempuan.
kini aku masih burung camar dengan pandangan samar. berkicau begitu kacau untuk sebuah jarak yang menjorok perpisahan, juga kesedihan.
jika aku bertanya "sediam inikah jarak?
-terlalu membatu untuk sebuah pertemuan."
maka, seandainya kau tidak mampu menjawabnya,
mendekatlah..
jika kau dibatasi kata-kata, cukup ungkapkan dengan cara-cara.
-suguhi aku dengan lenganmu yang senja untuk sebuah pelukan yang renta, jika hidup ini terlalu cekak untuk sebuah bahagia.