demi segala yang baik di dunia ini
aku telah mencintaimu
dari segala rasa
pada bagian terkecil tubuhku
yang entah.
maka jawablah,
jawablah dengan apa
yang kau mampu kauucapkan.
dengan terbatabata seandainya.
“jadilah kau seorang yang terus hidup dan
memekar di dalam dada seorang candala ini,
bisakah?”
*
maka dengarlah,
seperti setiapkali aku memanggilmu
kau mungkin tidak tahu,
ada segelegak harap yang kuselip
di antara dengus napasku.
“sungguh, aku ingin bisa. dan waktu berjalan
selamban lambannya dan kita bisa semakin…”
tidakah ini
akan membuatmu makin terasa hidup
di antara kematian kematian yang lain?
menjelma apapun itu
yang memekarkan kebahagiaan
di dadamu.
sungguh aku ingin, aku semakin.
dan kita tidak akan pernah
menjadi penyebab air mata
jatuh di masing masing pipi kiri.
sebab, cinta, tidak pernah melukai
dan aku mencintaimu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H