Mohon tunggu...
Guntur Aguend
Guntur Aguend Mohon Tunggu... -

just ordinary

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bencana di Masa Mendatang

3 Januari 2014   00:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:13 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dunia kita ini penuh bahaya, namun kita berusaha membuatnya aman,  akan tetapi cuaca yang buruk dan peristiwa geologis yang dahsyat ada di luar kendali kita. Sejalan dengan populasi dunia sekarang yang 100 kali lebih besar dari 500 tahun lalu dan terus bertambah. Sejak tahun 1900, populasi dunia menjadi 3 kali lipat, dan tempat tinggal manusia bertambah 5 kali lipat. Saat ini, jutaan orang kemungkinan terkena bencana alam dan kenaikan populasi menekan kualitas hidup manusia. Namun, teknologi berhasil membuat hidup kita lebih baik. Beberapa penyakit berhasil dikendalikan, tapi tidak satupun yang dapat dihilangkan. Namun teknologi manusia juga menyebabkan bertambahnya kerusakan lingkungan di bumi seperti mencemari atmosfer dengan sampah industri serta asap kendaraan bermotor.

Sebelum berbagi informasi tentang ancaman yang akan terjadi di masa mendatang, terlebih dahulu saya akan mereview ulang ancaman yang telah terjadi di masa lalu. Disini saya mengambil 2 peristiwa besar dari letusan gunung krakatau, dan badai tornado di negara bagian Missouri, USA. Letusan gunung yang terjadi di pulau Krakatau pada tanggal 27 agustus 1883 adalah letusan terdahsyat sepanjang sejarah. Terdengar di lebih dari seperduabelas permukaan Bumi, dengan perbandingan 10.000 kali lebih besar dari ledakan bom atom di hiroshima Nagasaki.  Selanjutnya badai tornado di negara bagian Missouri pada tanggal 18 maret 1925. Tornado paling lama dan dahsyat dalam sejarah ini menyapu lebih dari 10 kota, menghantam ribuan rumah dan menewaskan 689 orang.

Ancaman lain di masa mendatang datang dari istilah yang sering kita sebut dengan global warming atau pemanasan global. Bayangkan dunia ini sebagai rumah kaca, jika dinding-dinding kaca dan atapnya adalah atmosfer Bumi yang membiarkan sinar matahari masuk dan menjebak panas supaya benda di dalamnya tetap hangat. Banyak sekali masalah yang berkembang berkaitan dengan global warming, seperti asap hasil pembakaran industri, kendaraan bermotor, gas buangan Air Conditioner (CFC), penebangan hutan, dll. Seperti kita ketahui polusi berakibat sangat besar pada pemanasan global, begitu juga bahan kimia cloro fuoro carbon atau biasa disingkat CFC yang ada pada aerosol, melayang-layang dilangit selama berpuluh-puluh tahun. Bahan ini merusak lapisan ozon, bagian atmosfer Bumi yang melindungi kita dari kanker yang disebabkan oleh sinar ultraviolet. efek negatif lain yang ditimbulkan dari pemanasan global yakni salah satunya adalah lapisan es di kutub yang mencair. Jika planet kita terus memanas, jutaan kubik es di kutub akan mencair, dan secara otomatis volume air di laut jadi semakin luas dan bertambah yang menyebabkan lautan naik dan mengancam daratan garis pantai.

Beberapa ilmuwan memperkirakan bahwa efeknya akan menyebabkan kenaikan permukaan laut yang membahayakan pada akhir abad ke-21. Tidak adanya pertahanan banjir, membuat kota-kota besar di negara padat penduduk dalam kondisi yang berbahaya. Kemungkinan kota-kota pantai seperti New York berada di belakang tanggul pada abad yang akan datang akan menjadi nyata. Beberapa kota-kota besar seperti Bangkok, St. Petersburg, New Orleans akan menghadapi banjir dahsyat. Seluruh wilayah termasuk Florida utara di AS, sebagian besar Belanda dan separuh Bangladesh akan tersapu oleh air, padahal daerah tersebut merupakan sepertiga dari daerah pertanian dunia. Fakta mencengangkan bahwa dalam 100 taun terakhir, rata-rata permukaan laut naik 10-25cm. PBB meramalkan bahwa pada abad ke-21, permukaan laut akan naik empat kali lebih cepat. Arus samudera akan menyebabkan kenaikan yang  jauh lebih besar di beberapa wilayah dan ombaknya yang lebih tinggi tiga atau lima meter dari yang sekarang akan mengancam pantai, bahkan tanpa bencana tambahan, yaitu mencairnya es kutub.

sumber: buku "melihat lebih dekat bencana" elex media komputindo.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun