Mohon tunggu...
Agathis Rachmawan
Agathis Rachmawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hidup yang tak dipertaruhkan, tak akan pernah dimenangkan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Filsafat Albert Camus, Melampaui Nihilisme dengan Kebahagiaan di Tengah Kekosongan

21 November 2024   21:31 Diperbarui: 21 November 2024   21:43 4593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Ilustrasi Albert Camus (Dokumen Penulis AI)

 

Albert Camus dan Filosofinya: Absurditas, Kebebasan, dan Perlawanan

Albert Camus (1913--1960) adalah seorang penulis, filsuf, dan jurnalis Prancis yang dikenal sebagai salah satu tokoh utama dalam filsafat absurd. Ia lahir di Mondovi, Aljazair, yang kala itu merupakan koloni Prancis, dari keluarga sederhana. Meskipun sering diasosiasikan dengan eksistensialisme, Camus sendiri menolak label tersebut, mengidentifikasi dirinya lebih dengan pemikiran absurd.

Pemikiran Camus dipengaruhi oleh pengalaman hidupnya, terutama kemiskinan yang dialaminya di Aljazair dan keterlibatannya dalam Perang Dunia II sebagai anggota perlawanan Prancis. Ia menggambarkan pandangan hidupnya melalui karya sastra dan esai filosofis yang hingga kini masih relevan.

Konsep Absurditas

Konsep absurditas merupakan inti dari filsafat Albert Camus. Ia mengidentifikasi absurditas sebagai konflik antara dua realitas yang tidak dapat disangkal:

  1. Hasrat manusia untuk mencari makna hidup.
    Manusia, secara alami, ingin menemukan tujuan atau makna di balik keberadaannya. Pertanyaan seperti "Mengapa kita ada?" dan "Apa tujuan hidup ini?" adalah contoh pencarian ini.

  2. Ketiadaan makna objektif di dunia.
    Dunia, menurut Camus, tidak memberikan jawaban atas pencarian tersebut. Kehidupan bersifat acak, penuh ketidakteraturan, dan tidak memiliki tujuan inheren.

Absurditas muncul ketika manusia menyadari bahwa harapan mereka akan makna bertentangan dengan ketidakpedulian alam semesta. Dalam bukunya Le Mythe de Sisyphe (1942), Camus menulis:

"Absurditas lahir dari konfrontasi antara panggilan manusia untuk penjelasan dan keheningan dunia yang tak terjelaskan."

Contoh yang sering digunakan oleh Camus adalah mitos Sisifus, seorang tokoh dalam mitologi Yunani yang dihukum oleh para dewa untuk mendorong batu besar ke puncak bukit, hanya untuk melihat batu itu menggelinding kembali setiap kali mencapai puncak. Sisifus tidak pernah selesai menjalankan tugasnya, dan usahanya tampak sia-sia.

Namun, bagi Camus, absurditas bukanlah alasan untuk menyerah atau putus asa. Sebaliknya, ia menyarankan agar manusia menghadapi absurditas dengan menerima kenyataan bahwa hidup tidak memiliki makna. Dengan penerimaan ini, manusia menjadi bebas untuk menciptakan makna dan nilai sendiri tanpa terikat pada ilusi atau dogma eksternal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun