Mohon tunggu...
Agathis Rachmawan
Agathis Rachmawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hidup yang tak dipertaruhkan, tak akan pernah dimenangkan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kebakaran di Gunung Ciremai: Penyebab, Dampak, dan Upaya Penanggulangan

12 Agustus 2023   12:43 Diperbarui: 12 Agustus 2023   12:55 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puncak Ciremai. Dokumen Pribadi: Agathis Rachmawan

Gunung Ciremai, salah satu gunung tertinggi di Jawa Barat, kembali dilanda kebakaran pada Rabu (9/8/2023). Kebakaran ini merupakan yang kedua kalinya terjadi di bulan Agustus 2023, setelah sebelumnya juga terjadi pada Minggu (25/8/2023). Kebakaran ini menghanguskan lahan dan hutan yang masuk kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC), yang merupakan habitat bagi berbagai flora dan fauna langka. Apa penyebab, dampak, dan upaya penanggulangan kebakaran di Gunung Ciremai? Artikel ini akan membahas beberapa aspek terkait dengan kebakaran tersebut.

Penyebab Kebakaran

Menurut Kepala Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC) Kabupaten Kuningan Teguh Setiawan, penyebab kebakaran di Gunung Ciremai belum dapat dipastikan secara pasti. Namun, ada beberapa faktor yang diduga menjadi pemicu kebakaran, antara lain:

  • Faktor alam, seperti angin kencang, suhu udara tinggi, dan kekeringan akibat musim kemarau. Faktor-faktor ini dapat menyebabkan api mudah berkobar dan menyebar ke berbagai arah.
  • Faktor manusia, seperti aktivitas pembakaran lahan oleh warga sekitar untuk membuka lahan pertanian atau perkebunan. Faktor ini dapat menyebabkan api tidak terkendali dan meluas ke kawasan hutan.
  • Faktor kelalaian, seperti pembuangan puntung rokok atau korek api yang masih menyala oleh pengunjung atau pendaki. Faktor ini dapat menyebabkan api menyulut bahan-bahan mudah terbakar seperti daun kering atau semak belukar.

Dampak Kebakaran

Kebakaran di Gunung Ciremai menimbulkan dampak yang negatif bagi lingkungan dan masyarakat, antara lain:

  • Dampak lingkungan, seperti kerusakan ekosistem, hilangnya habitat flora dan fauna, penurunan kualitas udara, dan perubahan iklim mikro. Dampak ini dapat mengancam keberlangsungan hidup berbagai spesies tumbuhan dan hewan yang hidup di Gunung Ciremai, seperti bunga bangkai raksasa, burung elang jawa, lutung jawa, dan macan tutul jawa.
  • Dampak sosial, seperti gangguan kesehatan, keselamatan, dan kenyamanan masyarakat sekitar. Dampak ini dapat menyebabkan masyarakat mengalami gangguan pernapasan, iritasi mata, atau alergi akibat menghirup asap kebakaran. Selain itu, masyarakat juga dapat mengalami ketakutan, kepanikan, atau trauma akibat melihat api yang membahayakan.
  • Dampak ekonomi, seperti kerugian materiil, penurunan pendapatan, dan hilangnya potensi wisata. Dampak ini dapat menyebabkan masyarakat kehilangan harta benda, tanaman, atau ternak akibat terbakar. Selain itu, masyarakat juga dapat kehilangan sumber penghasilan dari sektor pertanian, perkebunan, atau pariwisata akibat terganggunya aktivitas ekonomi.

Upaya Penanggulangan

Upaya penanggulangan kebakaran di Gunung Ciremai melibatkan berbagai pihak, baik pemerintah maupun masyarakat. Beberapa upaya yang telah dilakukan antara lain:

  • Upaya pemadaman api, yang dilakukan oleh petugas gabungan dari BTNGC, BPBD Kabupaten Kuningan, Damkar Kabupaten Kuningan, TNI, Polri, serta relawan dan masyarakat. Upaya ini dilakukan dengan menggunakan alat pemadaman kebakaran hutan dan lahan (PKHL), seperti jet shooter dan mesin pemompa air. Upaya ini juga dilakukan dengan cara manual dan mekanis, seperti membuat sekat bakar, memotong ranting, atau menyiram air.
  • Upaya pencegahan api, yang dilakukan oleh petugas gabungan dengan melakukan penyisiran dan pendinginan di sekitar lokasi kebakaran. Upaya ini bertujuan untuk mencari dan memadamkan sisa api sekecil apa pun yang masih menyala, agar tidak menjalar kembali.
  • Upaya rehabilitasi lahan, yang dilakukan oleh BTNGC dengan melakukan penanaman kembali tanaman yang terbakar. Upaya ini bertujuan untuk memulihkan ekosistem dan keanekaragaman hayati di Gunung Ciremai.
  • Upaya sosialisasi dan edukasi, yang dilakukan oleh BTNGC dengan melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat sekitar tentang bahaya dan dampak kebakaran hutan, serta cara-cara pencegahan dan penanggulangannya. Upaya ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam menjaga dan melestarikan Gunung Ciremai.

Kesimpulan

Kebakaran di Gunung Ciremai adalah peristiwa yang menyedihkan dan merugikan bagi lingkungan dan masyarakat. Kebakaran ini disebabkan oleh berbagai faktor, baik alam maupun manusia, dan menimbulkan berbagai dampak, baik lingkungan, sosial, maupun ekonomi. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan upaya yang komprehensif dan kolaboratif dari semua pihak terkait, baik pemerintah maupun masyarakat, untuk memadamkan api, mencegah api, merehabilitasi lahan, dan mensosialisasikan serta mengedukasi masyarakat. Dengan demikian, diharapkan Gunung Ciremai dapat kembali menjadi gunung yang indah, hijau, dan lestari.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun