Tampaknya ada yang membangunkan saya. Iya itu suatu bunyi-bunyian. Suara pangeran berkuda kah yang membangunkan saya? oh tidak ternyata seperti biasa alarm handphone saya berbunyi. Sambil berusaha membuka mata dan mematikan alarm, saya menggunakan tanggan kanan saya untuk meraba-raba remote tv. "berita hari ini, seorang pria ditemukan tewas......", waduh pagi-pagi ketika baru saja membuka mata saya sudah disambut dengan berita kematian seorang pria. Saya ganti saja lah, tidak ingin merusak mood saya di pagi hari. Saya berusaha menekan kembali no 1- 9 yang berada di remote control televisi, " Pemain sinetron......." ini dia berita gosip lumayan menghibur pagi hari saya, dan kemudian berita selanjutnya " pemain sinteron berangkat melanjutkan kuliah di Australia....." astaga tampaknya berita tentang seorang artis untuk kuliah sangat penting ya. Bosan dan bosan, itulah reaksi saya ketika menonton acara-acara program televisi. Program televisi di Indonesia tampaknya hanya meneruskan program-program televisi yang sukses di negara lain. Lalu program mana yang dari negeri sendiri? yang bisa membuat saya berimajinasi ketika menonton atau berdecak kagum "wow", hampir bisa dikatakan tidak ada. Ada satu hal yang membuat saya menjadi gemas melihatnya, hampir semua yang ada unsur komedi, banyak menggunakan gerakan-gerakan badan yang terlalu berlebihan (memukul kepala dengan benda walaupun itu dari gabus, didorong, ditempeleng), memaki dengan bahasa yang kasar. Sungguh sangat disayangkan ya, berjuta-juta rakyat Indonesia harus menonton hal-hal kekerasaan setiap harinya. Semoga stasiun televisi di Indonesia dan rumah produksi dapat membuat acara-acara yang menghibur tanpa ada unsur kekerasaan didalamnya. epl0130l.jpg
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H