Mohon tunggu...
Emanuela Agra
Emanuela Agra Mohon Tunggu... -

seorang seorang mahasiswa yg mencoba memandang dunia melalui barisan kata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gaung yang Bersembunyi

25 Juni 2012   17:01 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:32 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Terlintas dalam benak tentang arti mahasiswa ketika saya membaca sejarah-sejarah reformasi 1998 . Bulan mei sudah berlalu, ya justru karena itu saya mulai berpikir dan mencoba menemukan perbandingan antara mahasiswa saat itu dan kini. Terutama mahasiswa dimana saya mengenyam pendidikan.

Bulan mei merupakan bulan yang bersejarah bagi para mahasiswa. Berbagai peristiwa terjadi pada bulan ini, mulai dari peringatan Hari Buruh yang sering disebut dengan May Day pada tanggal 1 Mei hingga reformasi 1998. Peristiwa reformasi 1998 menjadi puncak pergerakan mahasiswa. Dalam peristiwa ini muncul pula peristiwa trisakti yang menewaskan empat aktifis mahasiswa.

Kita lihat betapa mahasiswa menyerukan pendapat dan pemikiran mereka terhadap ketidakberesan sistemyang ada. Mahasiswa merasa perihatin kepada kondisi negara yang mulai tidak menjunjung paham demokrasi lagi. Aksi mahasiswa yang tanggap dengan lingkungan dan keadaan sekitar tergambar dari tekad mahasiswa yang menjadi perpanjangan tangan dari masyarakat yang mungkin tidak dapatmenyuarakan isi hatinya.

Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, merupakan mahasiswa yang sangat erat dengan isu-isu sosial yang ada disekitar kita. Aktif dan tanggap terhadap isu yang ada menjadi salah satu bukti kepedulian mahasiswa terhadap lingkungan sekitar atau secara luas negara kita.

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Atma Jaya Yogyakarta beberapat tahun yang lalu dikenal dengan mahasiswa yang aktif meyampaikan apresiasinya melalui demonstrasi. Tanggap dan berpikir kritis terhadap keadaan dalam kampus atau luar kampus menjadi karakteristik mahasiswa kalaitu. Gaungnya begitu terasa saat mereka menyampaikan gagasan mereka. Berbeda dengan masa kini, mahasiswa Fisip terasa tenang dalam menghadapi berbagai peristiwa dan permasalahan-permasalah sosial. Suara-suara kuat mahasiswa samar-samar terdengar menyerukan kepentingan rakyat tidak seperti dahulu yang lantang bersuara. Tidak adanya semangat yang membara sepertiyang dimiliki para pendahulu kita ataukah kurangnya sarana bagi para mahasiswa seperti forum dalam menyuarakan gagasan mereka ?

Mengutip semboyang yang dikumandangakan Soekarno, presiden pertama RI yang menyerukan “JAS MERAH, Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah.” Mahasiswa memiliki sebuah sejarah pergerakan yang begitu hebat janganlah kita lupakan itu dalam kehidupan dinamika kampus saat ini. Akankah tujuan tridharma universitas yang meliputi pendidikan dan pengajaran,penelitian, dan pedabdian masyarakat, sudah terwujud? karena tidak hanya ilmu yang kita dapatkan namun perlu adanya kontribusi pada masyarakat.

Membangkitkan semangat mahasiswa merupakan langkah yang diperlukan saat ini agar gaung gagasan mahasiswa terutama Fisip terdengar kembali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun