Mohon tunggu...
Agis Rahmat Cahya Rahayu
Agis Rahmat Cahya Rahayu Mohon Tunggu... mahasiswa -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Perang 2 Dunia

25 April 2016   09:05 Diperbarui: 25 April 2016   09:34 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

By Agra Masaid 

Merujuk pada judul yang saya buat berdasarkan apa yang terjadi pada jaman globalisasi sekarang. Banyak produk produk yang ditawarkan melalui dunia maya. Bahkan bangsa pasar tradisional yang menekan kan pada jual-beli langsung pun bersaing secara ketat. Penjualan juga dilihat dari interest atau ketertarikan masyarakat pada barang tersebut. Yang sekarang menjadi unggulan pada jual-beli langsung adalah bagaimana si penjual memainkan harga untuk menarik pembeli,  dan keunggulan jual-beli tidak langsung pada cyber world, mereka sangat mudah untuk memainkan harga. Walaupun harga yang dimainkan pada cyber world tidak semenarik real wolrd tetapi daya tarik suatu produk didunia maya adalah kata praktis.

Orientasi manusia zaman globalisasi ini adalah bagaimana melakukan kegiatan atau membeli suatu barang dengan praktis. Dengan alasan manusia tersebut terkendala dengan banyak nya pekerjaan yang harus ia selesaikan dengan waktu yang terbatas. Kata praktis ini lah yang membantu  manusia global ini supaya kebutuhan tersier nya terpenuhi. Dari mulai makanan, barang elektronik, kamera, dan lain-lain. Beberapa situs dunia maya menawarkan bagaimana mudahnya cara bertransaksi dan bagaimana harga tersebut bisa dimainkan penjual.

Selain kepada pembelian barang, cyber world menawarkan inovasi baru yang sedang booming di zaman ini. Yaitu transportasi online. Berbasis dunia maya masyarakat dimanjakan dengan kemudahan memesan suatu layanan jasa. Uber, Gojek, Grab adalah beberapa macam layanan jasa yang menawarkan pelayanan yang begitu mudah nya di zaman yang super sibuk ini. Hanya dengan membuka aplikasi di gadget anda maka anda sudah bisa memesan layanan tersebut dengan tarif yang pas di kantong. Mulai dari pelajar, mahasiswa bahkan orang kantoran banyak yang memakai jasa tersebut.

Tetapi belakangan ini layanan tersebut menjadi problematika di masyarakat. Kenapa? Menurut saya tidak dapat dipungkiri dengan adanya aplikasi ini dan harga yang ditawarkan sangat murah siapa yang tidak mau memakai layanan tersebut. Hal ini menyababkan angkutan dunia nyata tergusur kepopulerannya. Ini lah yang saya sebut Cyber world vs Real world. Bagaimana paradigma masyarakat tentang ada nya hal ini. Siapa yang berhasil menarik minat masyarakat?

Saya akan mengangkat jempol saya untuk Cyber World. Dunia yang sangat luas dan informasi beterbaran dimana-mana pada dunia ini. Masyarakat bisa mengakses dalam jumlah tak terbatas. Mulai anak-anak sampai yang sudah berumur pun dapat menikmati layanan ini dengan mudah. Bahkan dengan duduk di kursi toilet pun anda bisa menikmatinya. Contoh di zaman sekarang bagaimana pandangan manusia tentang kemacetan di jalan raya, polusi dimana-mana, bos yang selalu menagih tugas anda dengan waktu yang sangat cepat. Maka jawabannya ialah dunia cyber. Cepat, praktis, tak memerlukan keringat untuk mengaksesnya. Maka dari itu tidak bisa dipungkiri lagi bahwa dunia maya bisa membuat kita menjadi orang yang bermandikan emas.

Disamping itu kita juga harus memikirkan bagaimana nasib para pengemudi transportasi umum di Real World. Makan apa dia? Bagaimana dengan anaknya? Apakah orang ekonomi bawah harus membeli smartphone untuk ikut join bersama Gojek, Uber, atau Grab untuk bisa kaya? Beberapa pertanyaan yang bisa membuat kita memutar otak kembali di zaman globalisasi ini. Apakah bisa menjawab semua pertanyaan itu dengan bukti nyata? Pemerintah sedang mengusahakan bagaimana Real World dan Cyber World ini bisa menyatu dan seimbang agar para pengemudi bisa bersaing dengan sehat. Beberapa waktu lalu kita bisa melihat bagaimana Real world dan Cyber World berperang. Bisa kita lihat bagaimana aplikasi bisa menguasai pangkalan ojek, taksi dsb.

Mulai sekarang sebagai mahasiswa muda dan berkarya. Kita ciptakan inovasi yang bisa membuat kedua dunia tersebut menjadi seimbang bagaikan timbangan. Bagaimana keadilan itu dijunjung tinggi. Bagaimana menciptakan masyarakat yang smart dan inovativ seiring berkembang nya teknologi di zaman ini.

 

Application can be followed by people, but People cann’t be followed by application” – unknown

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun