Perkembangan internet semakin pesat. Toko online pun bermunculan. Layanan yang diberikan pun bervariasi dan memudahkan pembeli. Pembeli tinggal melihat barang yang dipajang di web, cocok, bisa langsung transaksi.Setelah transaksi disepakati, barang pun siap ditunggu. Pembeli tidak perlu cape-cape ke toko. Simple kan?
Mengingat lokasi kerja saya di luar jawa, saya tertarik dengan toko online. Maklum, di luar jawa akses terhadap barang yang lagi in masih jarang dan susah ditemukan. Solusi satu-satunya ya toko online. Tentu saja belanja di toko online menuntut ekstra hati-hati: barang maya penjual pun maya. Yang saya lakukan adalah bertanya pada mbah google dengan keyword penipuan toko online. Ternyata berbagai penipuan lewat toko online telah banyak terjadi. Dari sanalah saya belajar mencari tahu toko online seperti apa yang bisa dipercaya dan mana-mana saja toko online aspal. Katanya si, untuk mengenal diri sendiri bisa ditau dari musuh.
Ada beberapa hal yang dapat membuat saya percaya pada toko online. Pertama, pemilik toko online itu teman saya. Kedua, jika saya belum begitu mengenal pemilik toko online itu, saya akan melihat pengalaman teman-teman yang sudah berbelanja di toko onlinenya. Saya juga melihat informasi berkenaan dengan toko onlinenya. Baik informasi barang yang dijual maupun informasi pemilik toko online.Dan ketiga, jika saya belum juga yakin dengan toko online, saya akan menggunakan jasa perantara pembayaran yang sudah tepercaya. Istilahnya jasa rekening bersama. Yakni saya akan transfer pembayaran ke jasa rekening bersama. Dan Jasa rekening bersama akan transfer ke pemilik toko online jika barang sudah sampai ke saya.
Sekarang makin canggih dan terpercaya, beberapa perusahaan yang menyediakan layanan elektronik money. Misalnya midazz. Perusahaan tersebut bekerja sama dengan toko-toko online dalam hal perantara pembayaran. Jadi mekanismenya sedikit lebih canggih dibandingkan rekening bersama atau rekber. Kalo rekber hanya sekali pakai pas transaksi saja maka, elektronik money ini bagai kartu prabayar yang bisa kita isi ulang. Atau bayangkan saja kartu kredit, ketika kita ingin belanja sesuatu di online shop pakailah kartu prabayar pembayaran itu. Tapi awas ya, kartu prabayar ini uangnya di muka tidak seperti kartu kredit yang sistem utang dan berbunga. Sederhana kan? Dan lagi kita tidak perlu khawatir dengan uang yang kita pakai untuk belanja online. Soalnya toko-toko yang bekerja sama dengan elektronik money itu biasanya toko-toko yang sudah kredible dan dikenal luas. Kita juga bisa transaksi online pake alat pembayaran seperti paypall, kaspay dan sebagainya.
Pengalaman pertama saya belanja online di tahun 2009. Ketika itu saya butuh buku. ketika saya cek di tempat saya tidak ada, di kota lain ada tapi mahal. Maka saya coba searching di google, toko online yang menjual buku. Saya periksa keberadaan toko online dan pemiliknya. Saya bandingkan harganya. Dan saya coba tanya jasa pengiriman barang yang dipake toko online tersebut. Kemudian saya putuskan beli buku di toko online yang harga buku dan biaya penigirimannya termurah. Tinggal menunggu hari, barang sampai deh. Dengan harga yang lebih murah dan tidak perlu cape-cape nanya harga di beberapa toko. Saya senang belanja online karena sangat menghemat waktu, tenaga, dan ongkos.
Tapi ya, sehebat apapun belanja online, belanja konvensional tidak akan terpuruk. Bayangkan saja masak untuk beli sebuah cabe merah di online shop? So, tinggal kita cerdik saja bagaimana saya harus belanja online dan bilamana saya harus pergi ke pasar-pasar.
Lain lagi halnya dengan pengalaman saya menjual online. Jujur saja, pernah melakukan pembelian online adalah pengalaman dan modal penting dalam terjun ke dunia bisnis online. Beberapa bulan yang lalu, saya mencoba peruntungan menjual barang secara online. Saya tawarkan melalui iklan, media social. Hasilnya, ada yang berminat. Seorang pemesan menghubungi saya lewat telepon. Harga pun disepakati. Lalu segera saya kasih no rekening bank untuk segera transfer pembayaran. Beberapa jam kemudian, saya di sms bahwa pemesan sudah transfer. Tapi aneh, setelah ditunggu beberapa jam, tidak ada notifikasi sms banking. Saya coba cek internet banking, juga tidak ada transaksi. Kemudian saya coba cek via atm lagi, saldo rekening juga tidak bertambah. Jangan-jangan pemesan ini penipu?
Saya hubungi pemesan itu bahwa uangnya belum masuk. Terus dia meminta saya cek kembali. Beberapa jam saya cek lagi, hasilnya nihil. Saya kabari lagi pemesan itu. Pemesan itu telepon dan bilang meyakinkan saya bahwa uangnya sudah masuk. Dan jika belum masuk, maka saya dimohon komplain ke bank. Kemudian saya jawab, lho, kok saya yang komplain. Dan saya tetap bersikukuh bahwa uang belum masuk. Pemesan itu telepon dan marah-marah. Akhirnya saya kabari pemesan itu bahwa saya tidak akan mengirim barang tersebut sebelum uang masuk di rekening saya. Dan sampai sekarang pemesan itu tidak berani menghubungi saya lagi. Dugaan saya benar, bahwa pemesan barang itu penipu. Mudah-mudahan aja pengalaman ini bisa buat pembelajaran buat kompasianer.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H