Bukber sambil reuni itu berat... Â biar aku saja...
Gimana nggak berat? Status diulik-ulik. Jabatan dikupas habis. Masa lalu dibedah ramai-ramai. Diplocoti, kalau perlu sampai muka merah padam. Antara menahan malu atau sekaligus marah.Â
Itulah kenapa, kadang reuni itu berkah bagi sebagian, tapi neraka bagi yang punya masa lalu kelam. Berkah, kadang dimanfaatkan buat cari proyekan dari teman lama yang kebetulan sedang pegang jabatan. Neraka, kalau kemudian yang dibahas adalah melulu masa lalu yang tidak mengenakkan.Â
"Hayooo... kowe biyen naksir dan nembak tapi ditolak yo? Kok saiki isin-isin ngono..."
"Wis.. CLBK wae...." Yang lain coba memanasi.Â
Itulah kenapa, kadang reuni malah sering jadi ajang dengan S&K, alias syarat dan ketentuan berlaku. Beberapa katanya dilarang membawa pasangan resmi. Alasannya sepele. Daripada memicu kecemburuan. Untungnya, kalau bukber, reunian biasanya hanya sebentar. Dibatasi magrib sampai Isya. Tak tahu kalau yang nyambung di jalur pribadi. Hmm...
Tapi momen bukber memang beda. Suasananya lain. Apalagi kalau yang bukber itu sambil reuni pasca sengitnya pemilu. Teman lama yang dulu sempat musuhan karena beda kubu, bisa akur lagi. Toh, hasilnya apa pun, sepertinya tidak berdampak langsung pada periuk nasi masing-masing.Â
"Siapa bilang nggak berdampak? Tuh... PPN udah pasti bakal naik lagi, satu persen jadi 12%...."
"Ealaaah.. Cuma satu persen doang, nggak efek laah..."
"Pantesan matematikamu dulu jeblok. Dari 11 ke 12 emang naik satu angka. Tapi 1 naiknya dari 11 ke 12 itu artinya naik sekitar 9%...."
"Ah, mosok sih?"