Mohon tunggu...
agoeng widyatmoko
agoeng widyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengusaha pengolah cerita untuk beragam media

Saya adalah pemerhati bangsa dan sekaligus praktikan yang peduli pada perubahan diri dan lingkungan. Untuk hidup, saya menulis banyak hal. Dan kini, saya hidup untuk menulis dan menginspirasi dengan cara-cara yang sederhana, namun mudah dimengerti dan dipraktikkan bersama.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Berhaji dengan Senang Hati (Bagian Empat - Daftar Barang Bawaan)

6 Juni 2022   10:17 Diperbarui: 6 Juni 2022   10:34 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selama sekitar 25-40 harian, Anda akan berada di Tanah Suci ketika berhaji. Atau, jika sedang umrah, waktunya sekitar 9 harian.

Biasanya, dari panitia atau pembimbing akan memberikan daftar barang-barang yang perlu dibawa selama berada di sana. Mulai dari obat-obatan, pakaian, kain ihram, hingga hal kecil seperti gunting kuku dan rambut untuk bertahalul (proses potong beberapa helai rambut setelah selesai rukun haji/umrah).

Saran kami, ikuti saja beberapa petunjuk barang-barang yang dibawa. Jangan merasa "aman" karena banyak yang barang yang bisa beli di sana. Memang, di sana pun banyak yang akan berjualan beberapa barang tersebut. Namun, di tengah padatnya jadwal, aneka kendala bisa terjadi. Termasuk, koper yang bisa tertukar karena bentuknya yang seragam antar jamaah.

Berdasar pengalaman kami, untuk jamaah kategori orang tua, ada beberapa barang "tambahan" yang perlu dibawa agar lebih mudah saat berada di Tanah Suci. Berikut yang perlu Anda bantu persiapkan untuk jamaah yang Anda dampingi atau bahkan untuk diri sendiri:

  • Foto besar yang ditempel di berbagai barang yang mudah tertukar. Ini kadang ada yang "malu" untuk menandai barangnya. Tapi, bayangkan puluhan bahkan ratusan koper dengan model yang sama harus dicari satu-satu. Memang, biasanya koper akan ditandai dengan ciri tertentu. 

  • Namun, jika ada foto yang terpampang dengan jelas, biasanya akan lebih mudah mencari. Begitu juga dengan aneka barang pribadi lainnya. Misalnya, bagi yang membawa kursi roda. Beberapa yang berbentuk mirip akan lebih mudah dikenali jika ditempel foto pemiliknya.

  • Popok orang dewasa. Ini bagi jamaah yang sulit untuk buang air kecil sangat membantu. Namun, perlu diingat soal larangan-larangan saat berihram ketika mengenakan popok, terutama bagi para jamaah pria. 

  • Atau, ada pula nanti yang akan menawarkan kantung untuk buang air kecil (pipis) yang bisa membuat air kencing langsung memadat dan tinggal dibuang. 

  • Ini akan memudahkan bagi yang merasa beser (gampang merasa ingin pipis) karena lokasi toilet biasanya agak jauh dari lokasi tempat sholat utama di Masjid Nabawi ataupun Masjidil Haram. 

  • Kursi roda, tongkat, atau alat bantu jalan dan berdiri lainnya. Ini semua tergantung kondisi yang bersangkutan. Jika merasa repot membawa dari Tanah Air, di Tanah Suci ada beberapa apotek yang menjual peralatan itu dengan harga yang tidak terlalu selisih banyak dengan harga di Tanah Air. Dengan catatan, nilai kursnya tidak mengalami gejolak tinggi antara real Arab dibanding dengan rupiah. 

  • Biasanya, di sana pun ada orang yang akan menawarkan membantu membelikan. Jika tidak repot, akan lebih baik beli sendiri karena selisihnya bisa sampai 300-700 real daripada beli sendiri untuk harga kursi rodanya. Kalau tidak sempat dan harus menitip pada orang lokal, jangan sungkan untuk menawar harga. Atau, bisa juga menitip pada teman sesama jamaah yang bersedia. 

  • Obat pegal yang cocok. Ini tiap orang berbeda-beda. Tapi, ada beberapa yang hanya cocok dengan obat tertentu. Ini bisa jadi memang hanya sugesti. Namun orang tua yang sudah cocok dengan merek tertentu ada baiknya dibawakan obat dengan merek tersebut karena akan lebih membuatnya nyaman.

  • Penanda nama, nomor maktab, dan identitas lain yang mudah dilihat orang lain. Ini biasanya sudah disediakan oleh pembimbing haji atau kelompok haji dan/atau umrah yang diikuti. 

  • Namun ada baiknya, buat beberapa cadangan yang bisa selalu ditempel, dibawa, atau ditenteng. Ini berfungsi saat orang tua yang kadang terpisah dari rombongan, bisa dideteksi lokasi tempat tinggal untuk diantar kembali ke tempatnya.

  • Telepon dengan baterai tahan lama. Lebih baik membawakan telepon biasa---model lama yang hanya bisa untuk SMS dan telepon daripada yang model terbaru---yang biasanya punya data tahan baterai lebih lama. Ini bukan untuk menelepon, tapi menerima telepon. Karena, biasanya orang tua sering kali kurang paham dengan teknologi ponsel. Ini jadi penting saat orang tua dicari rombongan sehingga bisa lebih mudah dilacak. 

  • Sejak dari Tanah Air, usahakan sudah membelikan paket komunikasi roaming internasional sehingga orang tua tidak perlu repot lagi mensetting teleponnya untuk bisa digunakan ketika di luar negeri. 

  • Sebagai cadangan, akan lebih baik juga jika dibekali dengan power bank. Tapi, karena biasanya kurang paham pemakaiannya, berdasarkan pengalaman yang paling disarankan adalah saat di kamar hotel, ponsel harus segera ditancap untuk isi ulang.

  • Semprotan air (spray). Ini untuk mengantisipasi hawa panas ketika di sana. Isi spray dengan air zamzam, akan terasa sangat segar ketika disemprotkan untuk melawan hawa panas yang dirasakan.

  • Obat kaki pecah-pecah. Suhu panas di sana bagi yang kurang terbiasa akan membuat kaki gampang pecah dan perih. Ini akan lebih bisa diantisipasi jika membawa pelembap yang cocok dengan kulit kita. Atau, beli di sana dan tanya merek yang cocok dengan kondisi cuaca di sana, sebab pelembap dari Tanah Air kadang-kadang kurang cocok dengan kondisi di sana.

  • Baju penahan dingin atau panas yang nyaman. Musim haji atau umrah biasanya bergeser tiap tahun. Jika mendapat giliran di sekitaran bulan Oktober hingga Januari, biasanya di Tanah Suci cuaca lebih dingin. Jika mendapat waktu-waktu pada bulan tersebut---tentu juga dengan terus cek perkiraan kondisi cuaca yang saat ini cenderung mulai sering berubah-ubah---silakan bawa baju hangat yang nyaman.

  • Botol air minum. Ini bisa diisi air hangat jika musim dingin. Namun, jika musim panas, lebih baik diisi dengan air biasa dan bukan air dingin. Sebab, perbedaan suhu yang ekstrem panas dengan dingin malah berpotensi membuat radang tenggorokan. Oh ya, saat di pesawat, air yang di atas 100 ml biasanya harus dikosongkan. Tapi pada kondisi-kondisi tertentu, ini bisa tetap diizinkan. Jadi coba lihat kondisi dulu ya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun