Virus dalam situs jejaring sosial terpopuler, Facebook, pertama kali ditemukan pada tanggal 16 Mei 2010 dengan alamat aplikasi "this without doubt the sexiest video ever Candid Camera Prank! [HQ] dengan mencatut nama Winamp. Virus baru ini menyebar melalui Aplication (Apps Facebook). Varian pertama dengan mengusung judul "Optical Illision [HQ]" ditemukan menyebar pada 2 Mei 2010 dengan alamat Application http://apps.facebook.com/hghh_rtrt/. Namun keduanya kini telah dinonaktifkan oleh Facebook.
Menurut perusahaan Vaksinkom, perusahaan distributor antivirus Norman di Indonesia, varian kedua dengan tema "[Nama Anda], this is without doubt the sexiest video ever :p :p :p" mulai disebarkan pada 15 Mei 2010 dan dalam waktu 48jam telah memakan korban belasan ribu pengguna facebook.
Aplikasi ini perlu diwaspadai karena kemampuannya mengeksploitasi sistem pengamanan Apps Facebook dimana tidak seperti Apps Facebook lainnya "hanya" terinstal jika pemilik account Facebook memberikan persetujuan (allow). Aplikasi ini akan memaksakan dirinya terinstal pada account Facebook sekalipun kita tidak pernah memberikan persetujuan instal aplikasi. Cukup dengan melakukan klik pada operasi Windows saja.
Nyatanya, pengguna internet nyaris tak bisa lepas dari dua ajang gaul Facebook dan Twitter yang merupakan implementasi dari Web 2.0. Web ini adalah generasi terkini yang paling mendunia dari web, dimana dapat mempublikasikan dan menerima informasi saja, dengan segala keterbatasannya, maka di web 2.0 kita dapat membagikan informasi yang kita punya, baik itu bersumber dari kita sendiri atau dari sumber lain. Kita juga dimungkinkan langsung berinteraksi dengan sesama pengguna web.
Seperti yang telah diketahui, beragam aplikasi web 2.0 tidak hanya digunakan di rumah, namun juga dilingkungan korporat. Berarti ada banyak data penting perusahaan yang dapat menjadi target para pencinta malware. Pengguna sendiri tidak sadar bahwa dirinya menjadi target serangan, karena terlalu asyik menikmati banyak kemudahan, bahkan juga bersosialisai memperluas jejaring pertemanan maupun bisnis. Yang lebih parah adalah jika pengguna tidak tahu kalau dirinya justru membantu serangan tersebut dan juga menjadi korbannya. Jumlah sampel malware yang berhubungan dengan jejaring sosial berlipat ganda dibanding tahun sebelumnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H