Sekitar dua tahun lalu, masih saya ingat betul ketika dengan gamblang kalimat itu terucap. Di hadapan kami, semua yang menggerakan roda tanpa terkecuali. Seseorang yang kiranya dipercaya, didaulat untuk memiliki kewenangan penuh tentunya kata-katanya sangatlah dijadikan anutan, dan kami tanpa terkecuali tidak satupun menganggap ucapannya itu adalah sedang bersenda gurau.
“Kalau ini (project) berhasil, Insha Allah akan ada peningkatan income bagi kita.”
Menjadi terpelajar adalah identik dan berbanding lurus dengan penggunaan bahasa. Kata ‘kita’ pada saat itu maka pengenaannya adalah seluruh orang yang terlibat dalam perbincangan, lebih lagi perbincangan tersebut merupakan forum di mana seluruh kru hadir tanpa terkecuali diundang dalam satu ruangan. Kalau yang dimaksud tidak melibatkan seluruh orang dalam perbincangan, hanya untuk segelintir orang saja, maka tidak perlulah menggunakan kata ‘kita’ lebih lagi dikumandangkannya kepada semua yang hadir. Saran saya, buat saja semacam forum ‘petak umpet’ sehingga kata ‘kita’ tidak menjadi salah sasaran dan penempatannya.
‘Kita’….. saya pikir….ya kita semua, termasuk para penggerak roda yang mungkin karena posisi penggerak roda ada di bawah atau di belakang, sehingga ketika ada kata ‘kita’ nggak mengena ke kita. Fenomena unik di balik tengah rendahnya harga si emas hitam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H