Ilmu pengetahuan adalah pilar dalam membangun kehidupan. Dapat dikatakan bahwa ilmu pengetahuan menjadi sumber dalam terciptanya kehidupan. Hal ini karena bagaimana sebuah pengetahuan dapat merubah suatu hal menjadi sesuatu yang bernilai dan bermanfaat secara universal.Â
Secara hakikatnya, ilmu pengetahuan adalah kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dari berbagai bidang yang dapat diuji kebenarannya dan memiliki nilai guna untuk khalayak luas.Â
Ilmu pengetahuan melahirkan banyak cabang kebutuhan hidup seperti teknologi, informasi, kesehatan, sosial, budaya, ekonomi, politik, etika, moral, serta banyak lagi. Unsur-unsur tersebut yang akhirnya membentuk kehidupan berjalan dengan sebagaimana mestinya. Dan pengetahuan adalah sumber dari segala unsur kehidupan yang kini kita jalani, sehingga ilmu pengetahuan dan manusia tidak dapat dipisahkan.
Dalam filsafat, ada yang disebut sebagai epistemologi. Epistemologi bermakna sebagai cabang ilmu filsafat yang mempelajari mengenai pengetahuan, khususnya sumber, sifat, batasan, dan validitas suatu pengetahuan.
Pengetahuan sendiri dapat berasal dari berbagai sumber seperti pengalaman (empirisme), akal (rasionalisme), intuisi, kepercayaan, dan banyak lagi.Â
Lalu kalau hanya sekedar informasi seperti "Jadi mahasiswa itu melelahkan" apakah termasuk ilmu pengetahuan? Kalau itu, hanya termasuk sebagai pengetahuan saja, sebagaimana yang ada pada teori epistemologi, pengetahuan bisa berasal dari pengalaman. Tapi, pengetahuan belum tentu bisa menjadi ilmu pengetahuan, seperti itu kan?
Menurut tokoh filsafat bernama Rene Descartes, pengetahuan sejatinya berasal dari rasionalisme atau akal. Kalimat yang terkenal oleh beliau adalah "Cogito, ergo sum" yang artinya saya berpikir, maka saya ada. Sehingga, pengetahuan bersifat rasional dan dapat ditelaah oleh akal atau logika.Â
Jadi, hal ini membuat saya sedikit bertanya-tanya, apakah segala bentuk pengetahuan itu konkret rasional? Lalu bagaimana dengan pengetahuan yang bersifat spiritual atau kepercayaan? Apakah kepercayaan bisa menjadi sebuah pengetahuan?Â
Karena selain sifat rasional, sebagai manusia kita hidup dengan berpangku pada perasaan yang subjektif yang terkadang tidak dapat diraih oleh akal. Salah satunya adalah kepercayaan. Apalagi, kepercayaan tiap orang berbeda satu sama lain. Bahkan jika kita memiliki satu kepercayaan yang sama pun tidak memastikan pemahaman kita dapat seiras.Â
Seperti bagaimana di Islam, beberapa orang percaya bahwa perempuan tidak boleh memotong kuku saat haid dan sebagian percaya bahwa tidak ada larangan untuk memotong kuku.Â
Tapi, apakah sebuah agama atau kepercayaan dapat dikatakan sebagai ilmu pengetahuan? Hal ini tak jarang menjadi bahan perdebatan yang panas. Namun, secara sederhana, ilmu pengetahuan sains yang berasaskan rasionalitas menjadi sumber manfaat bagi kehidupan, namun bagaimana nilai dari hal tersebut itulah yang dapat dijelaskan oleh kepercayaan atau agama.