Mohon tunggu...
Agnes Tesalonika Yolanda
Agnes Tesalonika Yolanda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Freelance writer

Menulis untuk berbicara, Berekspresi melalui karya

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Bandwagon Effect: Fenomena Psikologis di Balik Film Budi Pekerti

19 November 2023   14:59 Diperbarui: 19 November 2023   15:06 568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Netizen maha benar pada film Budi Pekerti. (instagram/filmbudipekerti)

Pasuruan - Apakah kamu pernah merasa harus mengikuti tren yang sedang populer, hanya karena orang lain juga melakukannya? Apakah kamu pernah merasa harus memberikan komentar negatif terhadap seseorang, hanya karena orang lain juga melakukannya? Jika ya, maka kamu mungkin telah mengalami bandwagon effect, yaitu fenomena psikologis di mana orang melakukan sesuatu terutama karena orang lain juga melakukannya.

Bandwagon effect adalah salah satu bentuk dari cognitive bias, yaitu kesalahan berpikir yang memengaruhi penilaian dan keputusan yang orang buat. Cognitive bias seringkali dirancang untuk membantu orang berpikir dan bernalar lebih cepat, tetapi seringkali juga memperkenalkan kesalahan dan kesalahpahaman.

Bandwagon effect dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, seperti mode, politik, atau perilaku konsumen. Semakin banyak orang yang mengadopsi suatu tren tertentu, semakin besar kemungkinan bahwa orang lain juga akan ikut-ikutan.

Bandwagon Effect pada kasus Bu Prani. (instagram/filmbudipekerti)
Bandwagon Effect pada kasus Bu Prani. (instagram/filmbudipekerti)

Salah satu contoh bandwagon effect yang terjadi di Indonesia adalah kasus yang menimpa seorang guru BK bernama Bu Prani, yang menjadi tokoh utama dalam film Budi Pekerti yang disutradarai oleh Wregas Bhanuteja. Film ini terinspirasi dari banyaknya kasus cyber bullying terhadap seseorang setelah video yang menampilkan seseorang tersebut viral di dunia maya.

Dalam film ini, Bu Prani terlibat perselisihan dengan seorang pengunjung di pasar saat belanja kue putu. Kejadian tersebut direkam oleh seseorang dan diunggah di media sosial. Ketika video tersebut menjadi viral, netizen dengan cepat memberikan komentar negatif, meragukan apakah perilaku Bu Prani sesuai dengan standar seorang guru yang baik.

Cuplikan film Budi Pekerti. (instagram/filmbudipekerti)
Cuplikan film Budi Pekerti. (instagram/filmbudipekerti)

Akibatnya, Bu Prani mendapatkan kecaman dan komentar negatif dari netizen. Tidak hanya Bu Prani yang terkena bullying, keluarganya pun ikut dikecam oleh masyarakat. Segala tindakan dan perlakuan masing-masing anggota keluarganya pun ikut dinilai dari dicari kesalahannya. Sehingga hidup mereka menjadi tidak tenang dan apa pun yang mereka lakukan akan dipandang salah. Selain kehilangan keharmonisan keluarga, hingga Bu Prani terancam kehilangan pekerjaannya.

Film ini menggambarkan bagaimana kejadian viral di media sosial dapat menghancurkan kehidupan seorang individu dan keluarganya, menyoroti dampak negatif dari cyberbullying dan peradilan publik yang tanpa pemahaman penuh tentang konteks. Sutradara Wregas Bhanuteja menyajikan pesan kuat tentang pentingnya mendukung korban cyberbullying dan memikirkan dua kali sebelum menghakimi orang berdasarkan klip video singkat yang mungkin tidak mencerminkan seluruh kisah.

Film Budi Pekerti telah meraih perhatian dan pujian sejak tayang perdana di bioskop pada 2 November 2023. Film ini juga berhasil masuk dalam 17 nominasi Piala Citra Festival Film Indonesia 2023, termasuk untuk kategori Film Terbaik, Sutradara Terbaik, dan Pemeran Utama Wanita Terbaik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun