Lagi-lagi, saya menyambut pergantian hari dengan mata masih terbuka disaat mata lain sudah terpejam. Sedikit perih, menatap sahabat setia sang laptop yang usianya hampir sama dengan usia semester kuliah saya. Membaca referensi, memahami teori dengan konsentrasi tingkat tinggi, merunut kalimat, menyusun, mengedit kembali setiap paragraf hingga siap dikoreksi pembimbing. Tidak lupa, masih selalu ditemani dengan segelas kopi dan Playlist lagu-lagu Eminem.
Sejenak rehat sambil menahan kantuk, tiba-tiba saya teringat dengan perkataan teman saya yang sudah terlebih dahulu menyandang gelar sarjana di sebuah Universitas di Jakarta.
“Kata Bapak Anis Baswedan, cara seseorang mengerjakan Skripsi adalah cerminan dan potret diri penulisnya, jika skripsi itu dikerjakan dengan mandiri.”
Yang dimaksud Bapak Anis tentu bukanlah melihat potret diri berdasarkan hasil skripsi melainkan proses pengerjaan skripsi itu sendiri. Mengerjakan skripsi memang sebuah penaklukkan terhadap diri sendiri. Kendala apapun yang dihadapi saat mengerjakan skripsi tentu akan mampu kita hadapi jika kita mau melewati setiap prosesnya.
Saya pun terkenang bagaimana proses penggarapan skripsi yang sudah tidak baru saya mulai. Semangat yang naik turun. Keharusan mengatur waktu untuk tetap fokus pada tanggung jawab yang lain. Ditambah virus bernama rasa malas yang kadang menyerang.
Mengerjakan skripsi adalah sebuah kesabaran, tentu bukan hanya semata-mata demi gelar. Tapi bagaimana kita mampu menghasilkan sebuah masterpiece untuk diri kita sendiri sebelum menyandang gelar sarjana. Mungkin tidak penting berapa jumlah pembaca skripsi kita nantinya. Mungkin hanya 4 orang (kita sendiri, dua orang pembimbing dan pembahas). Yang penting adalah proses yang kita lalui, pola pikir yang terbentuk dan kepuasan atas kerja keras selama penggarapan.
Dan mungkin benar kata seseorang yang juga sudah terlebih dahulu menyandang gelar sarjana, Skripsi hanyalah salah satu bakteri kecil dalam hidup yang harus kita taklukkan. Setelah menempuh proses ini ada banyak penaklukkan, pembagian manajemen waktu dan kerja yang lebih.
Akhirnya kembali saya sependapat dengan Bapak Anis bahwa skripsi yang baik adalah skripsi yang selesai… haha.. So, siap kembali menaklukkan malam hingga Fajar untuk menggarap skripsi…. Semangat juga buat teman2 yang masih senasib..
Saatnya kembali ke Laptop (File skripsi maksudnya,…) and Welcome my new day…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H