Mohon tunggu...
Healthy

Perlunya Mengetahui Sosial Budaya Masyarakat dalam Melakukan Komunikasi Kesehatan

28 November 2017   00:44 Diperbarui: 28 November 2017   00:53 1844
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Dalam buku yang ditulis oleh Richard K Thomas yang berjudul Health Communication membahas mengenai konsep komunikasi dan bagaimana dasar-dasar untuk memahami komunikasi tersebut. Banyak aspek yang harus diperhatikan dalam komunikasi kesehatan, salah satunya adalah aspek sosial budaya. Aspek ini merujuk pada lingkungan dimana pesan kesehatan akan dikomunikasikan. Hal ini dikarenakan karakteristik demografik, gaya hidup, dan atribut populasi lainnya memberi kontribusi bagi pertumbuhan signifikan komunikasi kesehatan. Maka dari itu, para ahli dibidang kesehatan harus memahami sistem kesehatan dan sistem pemeliharaan kesehatan terlebih dahulu sebelum menyebarkan informasi mengenai kesehatan agar dapat berjalan secara efektif.

Dalam memahami sistem kesehatan dan sistem pemeliharaan kesehatan itu dapat melalui konteks sosial budaya dari masyarakat itu sendiri. Hal yang menjadi tolak ukur dalam sistem kesehatan, yaitu struktur sosial dan juga nilai-nilai budaya dari masyarakat sekitar. Bentuk maupun fungsi sistem kesehatan menjadi cerminan dari bentuk dan fungus masyarakat yang ada disekitar. Sebagai contoh, ketika seseorang akan membuat kampanye mengenai bahaya mengkonsumsi kopi terlalu banyak bagi kesehatan, maka pembuat kampanye harus melihat dan mempelajari terlebih dahulu mengenai apa yang membuat masyarakat harus meminum kopi. Bisa jadi kebiasaan masyarakat berkerja hingga larut malam menjadikan mereka untuk meminum kopi untuk mengurangi rasa kantuk. Dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin canggih, maka dalam mempengaruhi perubahan sosial budaya pada masyarakat akan menjadi sulit.

Atribut komunikasi yang berkaitan dengan kesehatan pada masyarakat dapat tercermin dari karakteristik yang ada pada masyarakat sekitar. Sama halnya dengan institusi pada umumnya, perilaku individu dapat dituntut dalam konteks kelembagaan melalui peraturan yang telah ditetapkan terlebih dahulu oleh institusi. Contohnya, jika ada pedoman agar menjalankan pola hidup yang sehat, maka jika ada yang melanggar kebijakan ini akan mendapatkan resiko yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat. Pedoman seperti ini biasanya dibuat dalam bentuk  "perintah dokter yang diberikan kepada pasien".

Setiap individu bebas memilih apakah akan mengikuti pedoman tersebut atau akan mengabaikan pedoman tersebut. Tetapi, harus ada pemaksaan yang bertujuan agar masyarakat mau menjalani kehidupan yang sehat. Pemaksaan ini berupa persyaratan tertentu yang ditinjau oleh lembaga kesehatan dari berbagai macam peraturan hukum. Sehingga, semua individu diminta untuk memperoleh imunisasi bagi anak-anak, pengguna narkoba harus dimasukkan ke rehabilitas, dan para penderita penyakit menular harus diisolasi dari masyarakat lain yang ada disekitarnya.

Seiring berkembangnya jaman, masalah kesehatan di Indonesia menjadi fokus utama dari berbagai pihak. Hal ini dikarenakan persepsi masyarakat mengenai kesehatan sudah berubah. Awalnya, masyarakat menganggap bahwa mendatangi rumah sakit itu hanya untuk keadaan darurat dan jika terkena penyakit yang parah. Artinya, mereka yang datang kerumah sakit itu hanya mereka yang merasa penyakit yang dideritanya itu pantas mendapatkan penanganan di rumah sakit. Berbeda dengan sekarang, masyarakat saat ini menganggap bahwa rumah sakit merupakan tempat pertama yang harus didatangi agar penyakit yang diderita dapat ditangani dengan baik sebelum penyakit tersebut semakin parah.

Berbeda dengan Indonesia, di Amerika, masyarakat tradisional yang memiliki nilai kekerabatan, komunitas, otoritas, dan hubungan primer telah mengalami revolusi, sehingga mereka sudah terpersuasi oleh nilai-nilai yang lebih modern, seperti sekularisme, urbanisme, dan aktualisasi diri. Restrukturisasi nilai-nilai di Amerika memiliki peran penting dalam memunculkan kesehatan sebagai aspek yang penting di dalam kehidupan masyarakat. Sebelum tahun 1960-an dan sesudah tahun 1960-an sudah ada perubahan pandangan masyarakat yang berkaitan mengenai kesehatan. Di Indonesia sendiri, isu mengenai kesehatan dinilai sebagai hal yang penting didalam kehidupan.

Perubahan demografis khususnya yang berkaitan dengan perubahan komposisi dari populasi kini berpengaruh juga terhadap sistem kesehatan. Dengan adanya perubahan demografis ini menyebabkan munculnya "tradisi epidemiologis", yaitu penyakit yang dapat menular. Sudah dari dulu, kondisi kesehatan akut menjadi ancaman kesehatan yang utama. Tidak hanya itu, kondisi kesehatan yang akut juga dapat menjadi penyebab utama kematian bagi masyarakat.

Pada saat Indonesia sudah meraih kemerdekaan, negara Amerika sudah berbicara mengenai masalah kesehatan modern pada tahun 50-an. Padahal di Indonesia sendiri pada saat itu sedang mengalami permasalahan ekonomi yang sangat sulit dan bahkan berdampak pada kurangnya kebutuhan pangan. Tetapi sebaliknya, di Amerika dalam mendapatkan pangan itu sudah menjadi hak bagi setiap individu. Tidak hanya itu, tetapi pada tahun itu sudah dimunculkan golden age yang merupakan asuransi kesehatan. Di tahun 70-an, Amerika masih memunculkan diskrimansi budaya yang mengakibatkan ada kelompok yang tersingkirkan. Tetapi, permasalahan itu dapat diatasi pada tahun 80-an yang dimana sudah ada perubahan yang signifikan mengenai isu tersebut.

Pada tahun 90-an paradigma dari medical care berubah menjadi health care. Medical care ini berhubungan dengan medis dan pengobatan dalam pelayanan formal yang menjadikan peran dokter tidak berfokus pada medis. Sedangkan health care ini berfokus pada menjaga, memelihara, mencegah dan aktivitas kesehatan lainnya yang melihat pada status kesehatan. Di tahun 2000, medical care sudah mulai ditinggalkan. Hal ini dikarenakan pengaruh konsumerisme, yaitu hak perlindungan bagi konsumen. Pada saat itu, rumah sakit bisa dikatakan sebagai industri karena berorientasi pada profit. Namun, hal ini tidak semata-mata hanya untuk mencari profit saja karena juga harus memberikan pelayanan kesehatan yang baik bagi masyarakat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun