1. Â Â Biografi Ibn Qutaibah al-Dinawari
Ibn Qutaibah lahir di Kuffah pada awal bulan Rajab 213 H/828 M dengan nama lengkap Abu Muhammad 'Abdullah bin Muslim bin Qutaibah al-Marwazi al-Dinawari (sebagaian ada yang menyebukan al-Dainuri).
Nama Ibn Qutaibah disandarkan pada nama kakeknya sementara Qutabi menunjukkan nama yang disandarkan pada nama kakek dan juga nama daerah asal nenek moyangnya, namun dari kedua nama tersebut nama Ibn Qutaibah nantinya lebih disandarkan kepada Abdullah bin Muslim. Ibn Qutaibah dinisbatkan pada al-Marwazi yang merupakan tempat kelahiran ayahnya di Kota Marwa. Terkadang Ibn Qutaibah dinamakan al-Kufiyi karena lahir di Kuffah. Dan al-Dinawari dinisbatkan pada Ibn Qutaibah yang menunjukkan suatu daerah dimana Ibn Qutaibah pernah menjadi hakim disana.
Di masa mudanya Ibn Qutaibah mempunyai tingkat kepintaran lebih dari anak seusianya dengan rasa ingin tahu yang besar Ibn Qutaibah menghabiskan waktunya untuk melakukan proses belajar kepada para ulama ahli hadist, tafsir, nahwu (bahasa), fikih, sastra teologi, dan juga ahli sejarah. Selain hafal dan mengetahui sistem periwayatan (sanad) dan metode periwayatan hadis atau atsar, beliau juga menghafal dan mengetahui banyak bait (nazam).
Kegemarannya dalam menuntut ilmu, Ibn Qutaibah tidak hanya mencukupkan dengan belajar dari suatu tempat saja akan tetapi beliau melakukan perjalanan ke tempat atau daerah lain untuk belajar langsung dari para ulama pada masanya. Ibn Qutaibah mengunjungi tempat ilmu seperti Bashrah, Mekkah, Naisabur dan tempat lainnya, sehingga beliau memiliki banyak guru, diantaranya adalah: Ishaq bin Rahawaih, Abu Ishaq Ibrahim bin Sufyan al-Ziyadi, Muhammad bin Ziyad bin Ubaidillah al-Ziyadi, Abu Hatim Sahal bin Muhammad al-Sajistani, Ahmad bin Said al-Lihyani dan lainnya.
Dapat disimpulkan bahwa Ibn Qutaibah menghabiskan masa mudanya dengan gemar mencari ilmu baik itu ilmu agama ataupun ilmu pengetahun dengan tempat ilmu yang berbeda. Ibn Qutaibah pada akhirnya tumbuh berkembang menjadi seorang ulama yang memiliki wawasan luas, kritis terhadap persoalan sosial, serta mampu mendidik umat Islam yang mampu mewarnai perkembangan corak pemikiran keilmuan. Pada saat itu Bani Abbasiyah ada dalam masa keemasan yang turut mendukung keilmuan Ibnu Qutaibah. Tak heran jika beliau menjadi sarjana hadis, tafsir, ahli sastra, sejarawan, dan juga ahli gramatikal Arab.
Pada bulan Dzulqa'dah tahun 207 H (Mei 884 M), ada yang berpendapat bahwa beliau meninggal pada tahun 271 H bulan Rajab bertepatan pada bulan November 889 M di usia 63 tahun.
2. Â Â Karya-Karya Ibn Qutaibah
Ibnu Qutaibah adalah salah seorang ulama yang gemar menulis dan mencari ilmu, beliau memiliki lebi dari 300 buah hasil karya. Beliau banyak menerima pujian dan pengakuan dari para hadist ataupun para ulama lainnya. Bahkan penduduk kota Maghrib memberikan penghargaan yang tinggi kepadanya seraya mengatakan, "Barang siapa sengaja menentang Ibnu Qutaibah maka dicurigai sebagai seorang zindiq (atheis)." Mereka juga mengelu-elukan Ibnu Qutaibah dengan mengatakan, "Setiap rumah yang tidak terdapat karya Ibnu Qutaibah, maka tidak ada kebaikan di dalamnya."
Ibnu Qutaibah termasuk ulama terkenal dengan ragam keahlian yang tidak spesifik pada satu keilmuan (Polymath) Banyak karya yang dihasilkan oleh Ibn Qutaibah, diantaranya adalah:
1) Â Â Adab al-Katib (etika menjadi seorang penulis-sastrawan);
2) Â Â Ta'wil Mukhtalaf al-Hadits (interpretasi hadis-hadis yang tampak bertentangan);
3) Â Â Islah al-Galat (memperbaiki yang salah dari karya gurunya Abu 'Ubaidillah tentang Garib al-Hadits;
4) Â Â Al-Syi'r wa al-Syu'ara' (dari judulnya sekilas dapat dipahami bahwa kandungannya berisikan syair arab atau sastra arab serta penyairnya);
5) Â Â Garib al-Hadits (mengkaji hadits yang redaksinya tidak wajar atau tampak aneh);
6) Â Â Ta'bir Ar-Ru'ya (tafsir mimpi menurut Al-Qur'an & As-Sunnah);
Selain itu dalam kajian sejarahnya, Ibn Qutaibah al-Dinawari menghasilkan salah satu kitab sejarah atau historiografi Islam yang terkenal dengan judul kitab al-Ma'arif. Dalam kitab ini menjelaskan mengenai sejarah Arab pra-Islam dan perkembangannya pada masa Islam. Â Kemudian ada seorang seniman yang bernama F Winstenfeld mengedit buku pegangan sejarah pada buku yang di tulis oleh Ibn Qutaibah al-Dinawari pada abad ke19.
Sumber: Suhaimi, "Imam Ibnu Qutaibah dan Takwil terhadap Kemusykilan dalam Al-Quran", jurnal Ilmiah Al-Mu'ashirah: Media Kajian Al-Qur'an dan Al-Hadits Multi Perspektif, Vol. 19, No. 1, Januari 2022.
Mohamad Anas, "BIOGRAFI INTELEKTUAL IBN QUTAIBAH AL-DINAWARI DAN KONTRIBUSINYA DALAMILMU HADIS", Jurnal Nabawi - Volume 2 Nomor 1 September 2021.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H