Mohon tunggu...
Agnes Padma Asterya
Agnes Padma Asterya Mohon Tunggu... -

simple people

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kopi Kehidupan

17 November 2012   06:37 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:12 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang anak mengeluh pada ayahnya, mengenai kehidupanya dan menanyakan mengapa hidup ini terasa berat baginya. Ia tidak tahu bagaimana menghadapinya dan hampir menyerah. Ia sudah lelah untuk berjuang. Sepertiya setiap kali satu

masalah selesai, timbul masalah baru.

Ayahnya, seorang koki, membawanya ke dapur. Ia mengisi 3 panci dengan air dan menaruhnya di atas api. Setelah panci-panci tersebut mendidih. Ia menaruh wortel dalam panci pertama, telur di panci kedua, dan ia menaruh kopi bubuk di panci terakhir.Ia membiarkan mendidih tanpa berkata-kata. Si anak membungkam dan menunggu dengan tidak sabar, memikirkan apa yang sedang dikerjakan sang ayah. Setelah 20 menit, sang ayah mematikan api. Ia menyisihkan wortel dan menaruhnya dimangkuk, mengangkat telur dan meletakannya di mangkuk yang lain, dan mengangkat kopi dimangkuk yang lainnya. Lalu ia bertanya kepada anaknya, "Apa yang kamu lihat, nak?" "Wortel, telur, dan kopi," jawab si anak.

Ayahnya mengajaknya mendekat dan memintanya merasakan wortel itu. Ia melakukannya dan merasakan bahwa wortel itu terasa lunak. Ayahnya lalu memintanya mengambil telur dan memecahkanya.Setelah membuang kulitnya, ia mendapati sebuah telur rebus yang mengeras.Terakhir, ayahnya memintanya untuk mencicipi kopi. Ia tersenyum ketika mencicipi kopi dengan aromanya yang khas.Setelah itu anak bertanya, "Apa arti semua ini, ayah? "Ayahmu menerangkan bahwa ketiganya telah mengahadapi 'kesulitan' yang sama, melalui proses perebusan, tetapi masing-masing menunjukan reaksi yang berbeda.

Wortel sebelum di rebus kuat, keras, dan sukar dipatahkan. Tetapi setelah di rebus, wortel menjadi lembut dan lunak. Telur sebelumnya mudah pecah. Cangkang tipisnya melindungi isinya yang berupa cairan. Tetapi setelah direbus, isinya menjadi keras. Bubuk kopi mengalami perubahan unik. Setelah berada didalam rebusan air, bubuk kopi merubah air tersebut."Kamu termasuk yang mana?." Tanya ayahnya.

"Ketika kesulitan mendatangimu, bagaimana kau menghadapinya?

Apakah kamu wortel, telur atau kopi? Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu adalah wortel yang kelihatanya keras, tapi dengan penderitaan, dan kesulitan kamu menyerah, menjadi lunak dan kehilangan kekuatanmu.

Apakah kamu adalah telur, yang awalnya memiliki hati yang lembut dan dengan jiwa yang dinamis, namun setelah adanya kematian, patah hati, perceraian, pemecatan maka hatimu menjadi keras dan kaku. Dari luar kelihatan sama tak berubah, tetapi apakah di dalam diri kamu menjadi pahit dan keras dengan jiwa dan hati yang kaku.

Ataukah kamu adalah kopi ?
Bubuk kopi merubah air panas, sesuatu yang sangat menyakitkan, untuk mencapai rasa yang maksimal pada suhu 100 derajat celcius. Ketika air mencapai suhu terpanas, kopi terasa semakin nikmat."

#"Jika kamu seperti bubuk kopi, ketika keadaan menjadi semakin buruk, kamu akan menjadi semakin baik dan sekaligus membuat keadaan di sekitarmu juga membaik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun