Mohon tunggu...
agnes olivia
agnes olivia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Kristen Indonesia

Saya adalah mahasiswa Universitas Kristen Indonesia yang berujurusan Ilmu Politik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Implementasi Patologi Birokrasi Kepada Pelayanan Masyarakat

28 Oktober 2023   17:14 Diperbarui: 28 Oktober 2023   17:23 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Birokrasi adalah fenomena kehidupan yang setidaknya sejak abad 19, birokrasi sendiri telah menjadi aktor sedemikian penting dalam sejarah umat manusia. Seorang manusia bersentuhan dengan birokrasi, dimulai tatkala ibu-bapaknya menikah di KUA. Dokumen surat nikah bapak-ibunya di KUA yang nantinya dibutuhkannya untuk mengurus akte kelahiran. Fakta tersebut menunjukkan bahwa dalam kehidupan di era modern, birokrasi menempati posisi yang sangat penting dan sekaligus menjadi institusi yang paling dibutuhkan (the most important and dominat institution) dalam masyarakat itu sendiri.

Namun, Apabila birokrasi benar akan aman pula suatu negara. Sebaliknyta apabila rusaknya birokrasi maka akan menyebabkan hancurnya negara. Sebagai obyek politik dan administrasi, birokrasi ialah sangat penting dan paling dibutuhkan manusia, akan tetapi buruknya juga birokrasi hal yang paling dibenci. Tidak heran, di berbagai negara maju, hanya sebagian kecil saja masyarakat yang mau bekerja sebagai pegawai negara.

Patologi itu sendiri juga disebabkan karena rendahnya pengetahuan dan keterampilan petugas pelaksana dalam berbagai kegiatan operasional, dan tidak hanya itu patologi yang timbul karena tindakan para aparat birokrasi yang melanggar norma hukum dan perturan perundang -- undangan yang berlaku.  

Kita sebagai masyarakat atau mahasiswa pasti mendengar orang berkata jahat terhadap birokrasi itu sendiri yang dimana kita harus mengurus berbagai dokumen yang dibutuhkan melalui birokrasi. Karena tindakan birokrasi seringkali mengecawakan masyarakat. Bagaimana tidak kesal saya sendiri sebagai mahasiswa sangat kesal, apabila mengurus suatu dokumen seperti KTP, SIM, maupun Pasport sangat amat perhitungan yang sebenarnya dapat diselesaikan dalam hitungan beberapa jam tetapi memakan banyak waktu sampai berminggu -- minggu maupun berbulan -- bulan tidak hanya itu sering kali ada yang memakai orang dalam. Padahal kebanyakan yang saya lihat pegawai "bersantai ria" saat berada dikantor, seperti membaca koran, makan di dalam kantor, bercanda sesama pegawai. Tidak hanya itu saja saat masyarakat ingin mengurus suatu dokumen dan raut muka aparat dalam melayani masyarakat juga seringkali sangat angkuh, cuek, tidak di dengarkan dan tidak tanggap terhadap keinginan masyrakat dalam mengurus dokumen tersebut.

Contoh dari adanya patologi birokrasi ialah saya sendiri yang dimana saya harus membantu kakak saya dalam pembuatan surat pindah yang dimana mengurus surat tersebut di kantor Kelurahan. Ketika saya sudah di kantor kelurahan daerah tempat saya dan ingin mengajukan atau mengurus surat pindah saya bertanya kepada pegawai kelurahan tersebut kapan selesai dalam pembuatan surat tersebut, pegawai disana pun berkata kepada saya "ditunggu disebentar" ternyata ketika disuruh tunggu sebentar oleh pegawai kelurahan tersebut malah sebaliknya berkata "maaf coba besok kembali lagi ke kelurahan ya kak, dikarenakan error sistem". Hal -- hal tersebut sering terjadi di negara maju yang dimana saat ingin mengurus dokumen sangat amat bertele -- tele.

Upaya dalam mengatasi adanya patologi birokrasi pada hakikatnya dengan memberikan pelayanan utama kepada masyarakat yang merupakan implementasi dari kewajiban aparatur negara itu sendiri. Namun dengan adanya kondisi yang terjadi di masyrakat menunjukkan bahwa pelayanan publik sepenuhnya belum berjalan dengan cara optiman dan masih ditemukan berbagai hambatan -- hambatan, sehingga berlum terwujudnya birokrasi yang efesien bagi masyarakat. Agar kualitas pelayanan pub;ik menjadi lebih baik, maka birokrasi harus mengubah posisi dan peran suka mengatur dan memerintah berubah menjadi melayani, dari yang berpendekatan berubah menjadi yang fleksibel, kolaboratif, dialogis, adil, dan transparan menuju cara kerja yang realistic pragmatis dan tidak hanya itu saja seluruh masyarakat saling membantu bekerja sama untuk melaksanakan proses pemerintahan bersama dengan sebaik -- baiknya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun