Untuk pertama kalinya aku melangkahkan kakiku di kota Yogya. Saat tiba di bandara Adi Sucipto, aku memutuskan naik taksi menuju penginapan yang sudah dipesan sebelumnya.
"Alamatnya ini pak" ucapku sembari menyodorkan telpon selularku pada bapak sopir taksi.
"Baik mbak, barang-barangnya tidak ada yang ketinggalan lagi kan?" tanyanya padaku.
"Oh tidak ada pak" jawabku girang menanggapi sambutan hangat pria paruh baya yang saat itu mengemudikan taksinya.
Sepanjang jalan aku banyak diam dan memilih menilik lewat kaca. Tentunya aku ingin tahu wajah kota Yogya. Tak beda jauh dengan kota besar lainnya. Rumah-rumah, warung makanan, mall juga varian hotel yang cukup banyak. Diiringi lagu Indie yang diputar dalam mobil, aku begitu menikmati perjalanan yang memakan waktu hampir setengah jam ini. Rasa lelahku hilang seketika.
Kendaraan yang dikemudikan sopir taksinya melaju santai dan tidak ada rem mendadak. Oh ya, aku hampir tidak mendengar bunyi klakson mobil. Ya ampun! Aku baru sadar. bahkan lalu lintasnya begitu tenang.
Kembali aku fokus ke jalanan dan kulihat didepan sana ada lampu merah. Aku mengamati semua pengendara yang ada di jalanan. Semua pakai helm, baik pengemudi maupun yang dibonceng.
Pengemudi sepeda motornya berhenti di belakang garis putih. Aku masih belum yakin ini ciri khas kota ini. Mungkin hanya kebetulan! Bisa jadi karena ada pos polisi si sisi kiri jalan (takut ditilang).
Kini, sudah hampir seminggu disini. Aku begitu bahagia dengan suasana jalanannya. Teratur sekali, hampir tidak ada bunyi klakson mobil, semua pengemudi sepeda motor menggunakan helm serta berhenti di belakang garis putih yang dikhususkan untuk pejalan kaki. Yang paling membahagiakan adalah semua pengendara disini menghormati pejalan kaki.
Dalam hati aku hanya bisa berkata-kata "Kapan kotaku seperti ini ya?"
Selamat sore dari Yogya.