Mohon tunggu...
Agnes Marpaung
Agnes Marpaung Mohon Tunggu... General Practitioner (dr) , Ig: ronauliagnes -

Memaknai Hidup Lewat Torehan Tulisan https://literasiram.blogspot.com/ https://www.instagram.com/literasiram/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Sudah Membicarakan Pernikahan, tapi Memilih Membatalkannya, Jahatkah?

8 Juli 2018   00:05 Diperbarui: 10 Juli 2018   19:52 2359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: storiesofworld.com

Pernahkah kalian terjebak dalam situasi berpacaran dan tahu-tahu sudah harus membicarakan pernikahan. Siap atau tidak siap kalian harus berhadapan dengan kata itu "MENIKAH".

Hal itu terjadi jika kita sudah memasuki usia matang, bagi wanita sepertiku, 25 tahun ke atas sudah usia yang seharusnya mulai serius memikirkan hal tersebut atau bahkan sudah seharusnya menikah.

Menurutku, benar adanya jika sejak dini (katakan saja usia 20) bukan waktunya bermain-main lagi dalam hal berpacaran. Cinta monyet seharusnya sudah berakhir ketika kamu mengakhiri masa SMA-mu atau katakan saja ketika kamu memulai masa skripsimu di kuliahan.

Kenapa aku berkata demikian?

Karena menemukan yang tepat, sepertinya harus perlahan dan teliti. Jangan diburu dan jangan dipaksa. Harus benar-benar dipertimbangkan karena yang kelihatannya di awal manis belum tentu selamanya manis. Karena yang kelihatan di luar baik belum tentu di dalamnya baik.

Jangan juga karena terjebak situasi semisal ketika Anda sadari teman-teman Anda semua sudah berpacaran. Ketika Anda sadari seisi kost-an Anda pergi bermalam-mingguan semua dan tinggal Anda yang mengurung diri di kamar meratapi nasib sembari membuka snapgram orang lain.

Jangan jadikan kesepian untuk berpacaran. Sebaiknya berteman dulu dan kenali dulu karakternya sebagai teman, maka jadikan dia kekasihmu. Karena karakternya semasa jadi temanlah yang merupakan karakternya sesungguhnya.

Aku menyarankan untuk berhati-hati dan teliti dalam memilih agar tidak terjebak seperti aku.

Menurutku, aku sudah cukup teliti dalam memilih namun tetap saja di dalam ketelitianku ternyata ada orang jauh lebih teliti dan rapi menyembunyikan keburukannya, sebut saja dia mantan aku.

Tak kusangka dia begitu rapi menyembunyikan keburukannya selama dua tahun dariku.

Memang kami tidak lama dalam proses pendekatan, aku juga cukup yakin menjadikannya pacar karena semasa kecil dulu aku sudah mengenalnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun