Mohon tunggu...
AgnesitaPurwanto
AgnesitaPurwanto Mohon Tunggu... Mahasiswi -

Merupakan mahasiswi yang telah lulus D3 dan sedang melanjutkan mencari gelar Sarjana (S1) ditanah orang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Wanita Pekerja Kasar

20 Oktober 2015   13:41 Diperbarui: 20 Oktober 2015   14:09 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wanita sejatinya adalah mahluk Tuhan yang terkadang identik dengan kelembutan, kasih sayang, kecantikan, pemaaaf, penyabar dsb. Wanita sejatinya diharapkan mampu menjadi tiang keluarga, menjadi pondasi dalam mendidik anak-anak, mampu menjadi sosok yang selalu ada dirumah, dsb. Kini wanita-wanita telah terbagi menjadi beberapa golongan berdasarkan jenis-jenis tertentu, seperti wanita modern atau kuno, wanita karir atau ibu rumah tangga. 

Menjalani kehidupan diBali untuk pertama kali bukan suatu hal yang mudah, berbagai macam pemandangan yang tak sama dengan Pulau Jawa menjadikan santapan setiap waktu. Berbagai macam hal seperti banyaknya anjing berkeliaran, banyaknya sesajen yang berada baik dipura maupun dijalan, dan pandangan yang sungguh menggugah hati adalah memandang wanita-wanita bekerja kasar. 

 

Mind set bahwa pekerjaan kasar lebih identik dilakukan oleh kaum pria kini perlahan harus mulai dirubah. Bukan sebuah diskriminasi bahwa pria harus bekerja kasar, namun Tuhan telah memberikan kelebihan kepada pria berupa fisik yang lebih kuat menjadikan mind set bahwa pria mampu melakukan pekerjaan kasar. Wanita-wanita hebat ini melakukan pekerjaan kasar seperti menjadi tukang bangunana rumah, yang mengangkat batu bata, mengaduk semen, mengecat, melakukan pemasangan rangka rumah dsb. Bukan hal yang mudah untuk terbiasa dengan pemandangan seperti itu, namun tentu itu menjadi sebuah pelajaran tersa-wanitendiri bagi siapa yang memandangnya. Rasa salut, miris, sedih selalu berkecamuk kala memandang wanita-wanita hebat tersebut, tak ayal hal itu dapat mereka lakukan dikarnakan himpitan faktor ekonomi.

Semoga bahagia selalu menyelimuti wanita-wanita hebat ini, semoga setiap perjuangan mereka dapat bermanfaat bagi siapapun dan dapat menginspirasi ribuan wanita lain diluar sana. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun