Mohon tunggu...
agnes irwanti
agnes irwanti Mohon Tunggu... -

I am just a woman, wife, mother of my lovely daughter, who want to be part of the world, share with another women to increase our capacity in ICT.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Digital Gangsters, Ancaman atau Peluang?

10 Januari 2011   03:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:46 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kegiatan bobol-membobol ini mungkin hanya dianggap sebagai ‘kenakalan’ ataupun menjajal ‘kedigdayaan’ para crackers. sebelum mereka menciptakan kreatifitas yang bisa meraup rupiah atau menjadi bilyuner seperti sang pendiri Facebook Mark Zuckerberg. Ada baiknya kita tanya pada pendiri Kaskus, situs tempat nongrong netters yang cukup besar dan disegani di Indonesia, apakah pernah melakukan hal serupa? Menjadi gangsters di dunia digital?

Efek Konvergensi dan Koneksi Broadband ‘nyambung terus'
Tidak bisa dimungkiri, perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang bermuara ke konvergensi memiliki andil kuat dalam perkembangan DG di Indonesia. Konvergensi teknologi telekomunikasi yang ditandai dengan tergabungnya beberapa alat telekomunikasi bahkan broadcast dalam satu perangkat sehingga lebih efisien, nyaman dan mempunyai manfaat bagi penggunanya, diyakini sebagai cikal bakal perubahan gaya hidup digital secara besar-besaran. Ditunjang oleh kemudahan layanan koneksi broadband yang nyambung terus, yang digelontorkan oleh operator-operator Telekomunikasi Nasional, kemudahan koneksi ini mengakibatkan kreatifitas para netters menjadi tak terbendung. Mereka bisa menjelma menjadi citizen journalis, melakukan bisnis, jual-beli, ber-sosial network, membangun blog-blog kreatif, hingga ’kenakalan’ sebagian netter. Membobol sistem keamanan suatu institusi ataupun ID para selebriti, yang kemudian berkelompok, menimbulkan huru-hara di dunia maya, hingga menjadi gangsters.

Kita pasti sepakat, memang tak diragukan lagi manfaat yang diperoleh masyarakat dari teknologi konvergensi . Teknologi ini telah menumbuhkan peluang besar bagi masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan pribadi yang berujung pada peningkatan kesejahteraan dalam satu tatanan masyarakat global.

Konvergensi TIK telah memberikan banyak manfaat dan peluang, namun bak dua sisi mata pisau, teknologi ini juga bisa menimbulkan ancaman tersendiri, yakni dengan adanya kejahatan-kajahatan di dunia maya. Bullying di dunia maya pun sekarang marak terjadi, saling memaki dan melakukan kampanye negative terhadap seseorang melalui situs jejaring sosial hingga sang korban merasa ‘tersakiti’ bahkan ada yang bunuh diri. Bagaimana bisa? Dahulu, orang tua kita mampu memberikan trik-trik kepada anaknya untuk bertahan ataupun membela diri dalam sebuah ‘perkelahian’ berdasarkan pengalaman mereka waktu muda, namun sekarang yang terjadi mereka tidak punya kiat-kiat yang dapat direferensikan untuk membeladiri dari bullying di dunia digital. Sementara, para netters muda ini tidak punya guru yang memberikan bekal edukasi cukup untuk berkiprah di dunia digital. Mungkin mereka tidak bertujuan menyakiti sesamanya, bahkan beranggapan tidak ada yang salah dengan memperoleh uang secara gampang dari internet, bukankah hal tersebut bisa menyejahterakan financial mereka?

Seringkali institusi-institusi yang concern terhadap keamanan web ataupun sistemnya mengundang para crackers untuk membobol sistem sekuritas mereka. Dan yang berhasil membobol akan diberi imbalan setelah memaparkan kelemahan sistem jaringan komputer mereka. Sehingga sistem keamanan jaringan computer institusi tersebut bisa semakin rigid dan aman.

Barangkali informasi mengenai digital gangsters diatas terkesan tabu untuk dipaparkan dalam forum akademik dan dianggap sebagai kontra manfaat bagi teknologi konvergensi, tetapi apakah kaum muda sepakat dengan hal tersebut? Sebagian dari mereka beranggapan sah-sah saja dan bahkan bangga tergabung dalam komunitas DG.

Perlu peran pemerintah dan pihak-pihak terkait untuk melakukan dialog mengenai etika di dunia digital, agar tidak memiliki konotasi ambigu mengenai digital gangsters. Sudah selayaknya kita bahu membahu guna memberikan edukasi tanpa henti kepada generasi muda yang notabene adalah warganegara dari Digital Nation, yang juga sang penerus bangsa untuk menjadi warga berperilaku santun dan mempunyai standar etika tinggi di dunia digital.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun