Mohon tunggu...
Agnes Emalisa
Agnes Emalisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pengajar

Still learning about the social culture of society in relation to the art of music.

Selanjutnya

Tutup

Seni

Unsur-unsur Komunikasi Seni

26 Januari 2024   08:08 Diperbarui: 26 Januari 2024   08:46 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://bobobox.com/blog/manfaat-musik-tradisional/Input sumber gambar

Realita kehidupan berkesenian adalah persoalan nilai. Nilai selalu berhubungan dengan subjek (seseorang); tidak ada nilai kalau tidak ada subjek. Nilai juga dapat tampil dalam konteks praktis; karena subjek menginginkan sesuatu yang terwujud. Nilai selalu diberikan oleh subjek kapada suatu objek. Itulah beberapa ciri dari apa yang disebut nilai.Dalam hal nilai seni, dari manakah subjek memperoleh nilai-nilai seninya? Normalnya manusia lahir dan dianugerahi kemampuan untuk menilai dan kemampuan untuk berseni. Hanya saja beberapa konflik sederhana yang terjadi setelah menjadi dewasa, apakah kemampuan itu berkembang? Kalau dikembangkan, nilai-nilai mana yang berkembang?

Setiap kelompok memiliki nilainya sendiri-sendiri.  Dalam masyarakat tertutup (suku asing,'kampung') konteks tersebut masih masif. Contoh sederhana dalam membuat alat musik sasando ketika seorang ayah membuat instrument sasando, kemudian beberapa detail yang perlu dibuat dengan teliti maka ayah akan bertanya kepada kakek atau tetangga atau orang memang menguasai dan paham terkait dengan sasando.  Hal ini menunjukan bahwa seni tergantung pada konteks sosio-budayanya. Persoalan pada kita adalah bahwa kondisi sosio-budaya kita tengah berubah dengan cepat.

Terdapat tiga unsur utama dalam proses pengakuan sebuah benda untuk dapat disebut karya yakni; seniman, benda seni, dan public seni. Benda seni itu sendiri dapat dilihat dari aspek konteks, bentuk (struktur), dan isi (pesan). Bersatunya unsur-unsur komunikasi seni ini dalam suatu "persitiwa seni" dan akan melahirkan pengalaman seni.  Benda seni yang diciptakan oleh  seniman akan diterima nilai-nilainya oleh public seni dalam konteks sosio-budayanya danhal itu menunjukan adanya komunikasi yang sehat.  Masyarakat tertutup konteks komunikasi seni masih relative utuh dan sama untuk semua warganya sehingga komunikasi nilai seni tidak mengalami hambatan yang berarti. Tetapi dalam masyarakat majemuk dan terbuka seperti masyarakat Indonesia sekarang, komunikasi seni dapat menjadi persoalan.

Seniman modern tidak pernah kenal dan belajar nilai seni tradisional, meskipun hidup dalam konteks sosio-budaya yang sama dengan masyarakat seni. Dan karena karya seni tradisional tak diciptakan para seniman lagi, maka masyarakat seni tradisional selalu asyik dengan karya seni tradisonal lama.Kesenjangan komunikasi seni hanya dapat diatasi dengan pendidikan nilai seni yang terkonsep dengan baik, melalui lembaga pendidikan forma maupun informal. Hanya melalui pendidikanlah nilai seni dapat ditanamkan. Pendidikan yang sama akan melahirkan sistem nilai yang sama. Dan sistem nilai yang sama akan melancarkan komunikasi seni. Dari situ orang bisa bicara tentang seni modern Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun