Mohon tunggu...
Agnes GiannyAritonang
Agnes GiannyAritonang Mohon Tunggu... Aktris - Jurusan Hubungan Internasional UPN "Veteran" Yogyakarta

Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN "Veteran" Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Indonesia dan Liberalisme dalam G20 2022

7 Desember 2024   16:59 Diperbarui: 7 Desember 2024   17:22 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tantangan dalam Menerapkan Liberalisme

Meskipun prinsip liberalisme menjadi dasar yang kuat, penerapannya dalam forum G20 tidak lepas dari tantangan yang kompleks. Salah satu tantangan utamanya adalah kerja sama multilateral terhambat oleh ketegangan geopolitik, seperti konflik Rusia-Ukraina, yang menciptakan polarisasi bagi negara anggota dan mempersulit tercapainya konsensus bersama. 

Ketegangan juga memengaruhi masalah perdagangan bebas, karena beberapa negara memiliki kecenderungan untuk menerapkan kebijakan proteksionis untuk kepentingan domestiknya. Kebijakan proteksionis, seperti penerapan tarif tinggi dan pembatasan impor, bertentangan dengan liberalisme, yang mendukung perdagangan bebas, keterbukaan ekonomi, dan penghapusan hambatan perdagangan.

Selain itu, negara maju dan berkembang memiliki kepentingan yang berbeda, terutama dalam hal pembiayaan transisi energi dan distribusi investasi global yang lebih adil. Perbedaan ini tentu menyulitkan dalam proses mencapai konsensus bersama.

Negara maju lebih memfokuskan pada agenda berkelanjutan dan teknologi. Sementara itu, bagi negara berkembang seperti Indonesia lebih menitikberatkan pada inklusivitas dan keadilan dalam aspek ekonomi. 

Walaupun harus dihadapkan dengan berbagai tantangan, Indonesia, sebagai tuan rumah harus bertindak sebagai mediator untuk menjembatani perbedaan ini. Sewaktu berlangsungnya KTT G20, Indonesia dapat dikatakan  berhasil dalam mengatasi perbedaan pendapat dengan menerapkan dialog yang inklusif dan transparan sehingga semua rangkaian dapat berlangsung dengan lancar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun