ABSTRAK
Jum'at Kelabu merupakan tragedi berdarah yang terjadi pada tanggal 23 Mei 1997 di Banjarmasin. Tragedi ini dipicu karena simpatisan Partai golongan Karya yang dianggap mengganggu ketika melakukan aksi kampanye. Pada saat itu simpatisan melakukan kampanye tanpa melihat situasi dan kondisi, dimana saat itu bertepatan hari jum'at dimana umat muslim tengah melakukan ibadah shalat jum'at.Â
Atas dasar hal tersebut akhirnya terjadi bentrok antara simpatisan Golkar yang terdiri dari para pemuda pancasila dan Forum Komunitas Putra Putri Indonesia (FKPPI) dengan masyarakat setempat. Materi teks ini dikumpulkan dari berbagai sumber. Tujuan penulisan teks ini adalah untuk mengingat kembali sebab serta dampak dari tragedi Jumat Kelabu, agar nantinya tidak terjadi tragedi-tregedi serupa lainnya.
Kata kunci : Jumat Kelabu, Banjarmasin, Golkar.
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Tragedi Jumat Kelabu pada tanggal 23 Mei 1997 merupakan salah satu peristiwa yang menguncangkan Indonesia dan menjadi bagian penting dalam sejarah politik dan sosial negara ini. Pada tanggal tersebut, kekerasan dan konflik antar berbagai kelompok masyarakat mengakibatkan ratusan korban jiwa serta korban yang sama sekali tidak ditemukan keberadaanya. Peristiwa ini mencerminkan ketegangan politik dan sosial yang melanda Indonesia pada masa itu, serta memberikan gambaran mendalam tentang dinamika kekuasaan, identitas dan perubahan sosial yang tengah terjadi di negara ini.
Peristiwa yang secara tiba-tiba terjadi ini dilatar belakangi oleh salah satu partai politik saat itu. Diketahui bahwa pada saat itu simpatisan dari partai Golongan Karya (Golkar) dijadwalkan melakukan kampanye keliling kota Banjarmasin. Namun sayangnya saat itu kampanye dilakukan dengan cara yang tidak dapat diterima oleh masa. Kampanye dilakukan dengan cara konvoi keliling kota tersebut menyebabkan kebisingan yang diakibatkan dari suara kendaraan yang digunakan. Suara tersebut dianggap sangat mengganggu umat muslim yang saat itu sedang melaksanakan ibadah shalat jumat.
Tidak ada sumber valid yang dapat menyatakan asal muasal bentrokan itu terjadi. Beberapa pendapat menyatakan kejadian itu dimulai karena adanya simpatisan Golkar yang dianiaya, sebagian lagi menyatakan bahwa masa yang menegur kegiatan simpatisan Golkar terlebih dahulu dihajar oleh simpatisan yang diduga preman. Namun, keributan-keributan itu akhirnya meluas hingga ke penjuru kota.
BAGIAN INTI
Puncak tragedi terjadi saat masa semakin memadat dan malukan perusakan terhadap bangunan-bangunan milik pemerintah serta para pendukung