Mohon tunggu...
Agnes Imelda Manalu
Agnes Imelda Manalu Mohon Tunggu... Akuntan - Universitas Mercu Buana

NIM: 55522110013 - Magister Akuntansi - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Pajak Internasional - Dosen: Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kuis 13 - Diskursus Semiotika de Saussure untuk Memahami Special Purpose Vehicle (SPV) Dosen Prof. Apollo

3 Desember 2023   22:17 Diperbarui: 3 Desember 2023   23:14 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Semiotika Ferdinand de Saussure

Semiotika Ferdinand de Saussure
Semiotika Ferdinand de Saussure

Semiotika Ferdinand de Saussure
Semiotika Ferdinand de Saussure

Pendekatan Semiotika Ferdinand de Saussure

Semiotik berasal dari kata Yunani "semeion" yang berarti tanda. Dalam semiotik, tanda dianggap mewakili sesuatu yang lain dan terbangun atas dasar konvensi sosial, kebudayaan, dan kehidupan yang telah terbangun sebelumnya. Teori semiotik dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu, termasuk teknologi komputer, dan mempelajari hakikat tanda, ciri-cirinya, perannya, serta aturan penggunaannya. Salah satu pemikir utama dalam ilmu semiotik adalah Ferdinand de Saussure, yang membedakan antara 'signifier' (penanda) dan 'signified' (petanda), serta mengemukakan konsep 'langue' (sistem bahasa sebagai fakta sosial), 'parole' (ucapan individu sebagai manifestasi aktual dari 'langue'), dan 'langage' (aktivitas linguistik yang merupakan gabungan dari 'langue' dan 'parole').

Pendekatan semiotika yang dikembangkan oleh Ferdinand de Saussure adalah metode untuk memahami tanda-tanda dan simbol-simbol dalam komunikasi, khususnya dalam konteks bahasa. Saussure, seorang ahli linguistik Swiss, memperkenalkan beberapa konsep kunci dalam semiotika yang membentuk dasar bagi banyak teori semiotik kontemporer. Berikut adalah beberapa konsep utama dari pendekatan semiotika Saussure:

  • Tanda (Sign): Menurut Saussure, tanda adalah kombinasi dari penanda (signifier) dan petanda (signified). Penanda adalah bentuk fisik tanda, seperti suara, kata, atau gambar, sedangkan petanda adalah konsep atau makna yang diwakili oleh penanda.
  • (Signifier): Ini adalah aspek material atau ekspresif dari tanda, seperti urutan suara dalam ucapan atau urutan huruf dalam teks yang membentuk kata.
  • Petanda (Signified): Ini adalah aspek konseptual atau isi dari tanda, yaitu ide atau konsep yang dipikirkan ketika seseorang mengenali penanda.
  • Arbitrer: Saussure menekankan bahwa hubungan antara penanda dan petanda adalah arbitrer, atau berdasarkan konvensi sosial, bukan karena alasan alami atau intrinsik. Artinya, tidak ada alasan inheren mengapa suatu objek tertentu harus diwakili oleh suatu kata tertentu; ini adalah hasil dari kesepakatan sosial.
  • Langue dan Parole:
    • Langue: Ini adalah sistem bahasa sebagai keseluruhan, yang merupakan kumpulan aturan dan konvensi yang digunakan oleh komunitas penutur. Langue adalah aspek sosial dari bahasa dan merupakan objek utama studi dalam linguistik.
    • Parole: Ini adalah penggunaan bahasa individu, manifestasi aktual dari langue dalam konteks komunikasi sehari-hari. Parole adalah ekspresi konkret dari langue dan bervariasi dari satu situasi ke situasi lain.

Ilmu dalam pendekatan Semiotika menurut Ferdinand de Sausure yaitu ilmu semiotika strukturalisme adalah pendekatan yang memandang bahasa dan sistem tanda lainnya sebagai struktur yang memiliki elemen-elemen yang saling terkait dan berfungsi bersama dalam suatu sistem. Strukturalisme, sebagai aliran pemikiran, berpendapat bahwa masyarakat dan kebudayaan memiliki struktur yang sama dan tetap, dan bahwa manusia dipengaruhi oleh sistem dalam lingkungannya.

Dalam konteks semiotika strukturalisme, bahasa dipahami sebagai suatu sistem tanda yang memiliki struktur. Ini berarti bahwa bahasa tidak hanya sekumpulan kata atau frasa yang berdiri sendiri, tetapi setiap elemen bahasa memiliki nilai dan makna karena hubungannya dengan elemen lain dalam sistem.

Ferdinand de Saussure, yang sering dianggap sebagai bapak strukturalisme dalam ilmu semiotika, memperkenalkan konsep dasar bahwa tanda-tanda linguistik terdiri dari penanda (signifier) dan petanda (signified). Penanda adalah bentuk fisik dari tanda, seperti suara atau tulisan, sedangkan petanda adalah konsep atau ide yang diwakili oleh penanda tersebut. Hubungan antara penanda dan petanda ini bersifat arbitrer, yang berarti tidak ada hubungan alami atau esensial antara keduanya, melainkan hubungan tersebut didasarkan pada konvensi sosial.

Saussure juga membedakan antara 'langue' (sistem bahasa sebagai fakta sosial yang terdiri dari aturan ucapan dan tulisan, ejaan, tata bahasa, dan sintaksis) dan 'parole' (penggunaan bahasa individu atau manifestasi aktual dari 'langue'). 'Langage' adalah aktivitas linguistik yang merupakan gabungan dari 'langue' dan 'parole'.

Dasar untuk mengenakan pajak adalah kebutuhan negara untuk membiayai berbagai kegiatan dan layanan publik yang diperlukan oleh masyarakat. Pajak merupakan kontribusi wajib yang harus dibayar oleh wajib pajak tanpa mendapatkan imbalan langsung yang spesifik. Pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah, seperti pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan layanan sosial lainnya. Dalam konteks peraturan perundang-undangan di Indonesia, dasar pengenaan pajak diatur dalam berbagai undang-undang dan peraturan, termasuk Undang-Undang tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP) dan undang-undang khusus yang mengatur tentang jenis-jenis pajak tertentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun