[caption id="attachment_291294" align="aligncenter" width="597" caption="© istimewa"][/caption]
Pakis itu masih merajuk pada jendela
Daunnya menyalak pada kaca
Tapi tak segalak raja-raja
Yang masih tidur guling dikamar masing-masing
Sebab tiada satu pun selir bisa digilir
Karena malam tadi hujan memakan bumi
Mengunyahnya berulang-ulang lewat rintik tajam
Persis taring singa diasah intan kalimantan
Lalu
Raja-raja hanya jadi penghuni gua
Dan stalaktit suatu waktu bisa menghujam
Iman mereka yang rapuh meninggalkan gua
Berlari menuju kota mencari cinta
Dari para pelacur atau tuna wisma
Perkosa ramai-ramai, mabuk tujuh hari tujuh malam, dan senggama sampai siang
Pakislah yang bikin runyam tanah basah
Dapat dibayangkan zaman tiada hujan
Tanah tak kenal basah, pakis tidak tumbuh lagi
Takkan ada sejarah nilai rupiah jatuh
Sebab raja-raja bangun tidur mengambil kutang pesuruh
Menari-nari sekitaran komplek dan menampilkan kelaminnya yang syahdu
Pikgondang, 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H