Mohon tunggu...
Agung Hidayat
Agung Hidayat Mohon Tunggu... -

aku yang dipatahkan dan mematahkan.\r\nkonsep dunia terkadang sempit, sebatas diperlakukan dan melakukan.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pakis Nostalgia

18 Januari 2014   17:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:42 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_290698" align="aligncenter" width="498" caption="© istimewa"][/caption]

Pakis tumbuh di luar jendela

Daunnya seperti belati

Merambat hingga muka kaca

Dan seekor laba-laba membuat sarang

Tepat dipertemuannya

Antara pakis dan kaca jendela

Sementara hujan belum lagi reda

Sudah sejak pagi hingga sore

Tak kunjung memelankan suara

Persis tangis bayi yang menjadi

Kala tak dapat apa yang diingini

Hujan boleh bikin dingin

Tapi matahari masih menguat

Kuasanya mendatangkan cahaya

Rona remangnya memantul di halaman

Diantara rerumputan basah dan hujan

Maka, pesona pakis terpancar lewat pantulannya

Bila pakis ini sudah besar

Apa jadinya sejarah kita?

Dia tumbuhan tua, lebih tua dari para samudera,

Binatang melata yang ada di ensiklopedia,

Atau pulau-pulau yang penuh mineral harta

Dia almanak bagi kalutnya jiwa

Sebuah capaian terhadap pandangan zaman

Tak mau digerus, ingin tetap abadi

Menyimpan kisahnya lewat bibit-bibit baru

Pakis juga mengingatkan aku

Pada gulai aroma syahdu buatan ibu

Tiada duanya

Bumbu berlimpah tanah andalas

Racikan dari padatnya irisan cabai

Serta gelembung mendidih uap santan

Dimasukkanlah pakis dalam belanga

Dan buah! Acara makan senikmat pesta

Pikgondang, awal 2014

Pikgondang, awal 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun