Mohon tunggu...
Agit Yunita Purnama
Agit Yunita Purnama Mohon Tunggu... Ibu Rumah Tangga -

Menulis adalah terapi terbaik. Di saat tak banyak kata yang bisa diucapkan. Tak banyak pribadi yang bisa mengerti.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Perjalanan: Sehangat Secangkir Teh

7 April 2019   06:30 Diperbarui: 7 April 2019   07:36 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sehangat  Secangkir Teh

Karya: Agit Yunita

Di antara ingin dan rasa kehilangan. Hati yang berpeluk rindu. Dan menahan luka karena kepergian. 

Namun aku mengerti, segalanya pasti akan segera berlalu. Akan ada kehangatan yang bisa kuteguk. Akan ada kisah manis yang pasti kulalui. Seperti pagi yang mengantarkan hangat mentari. Seperti manis yang pernah kau suguhkan dalam secangkir teh.

Meskipun kita tak mampu lagi mengalunkan nada yang sama. Tetapi nyanyian cinta adalah milik-Nya. Jika kau menghilang, jalan bahagia lain pasti akan kujelang. Dan kau hanya akan berakhir di sebuah kotak kenangan.

Bantul, 7 April 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun