Lita terlihat anggun dan menawan. Wajahnya yang bundar dengan lesung pipi yang pipit ketika membuatnya terlihat semakin cantik. Kedua bola matanya yang indah sangat menarik untuk ditatap. Terasa terbayang masa depan ketika terus melihatnya. Aku hanya bisa mengamatinya sedari jauh. Terlihat dengan asyiknya ia mengobrol bersama temannya di depan kelas membahas soal ujian tadi.
“Eh di ayo nongkrong dulu.” Coker menepuk bahuku dari belakang.
Tersontak kaget seketika aku langsung membalikkan badan . “Yaudah ayo” Aku membalas cepat.
“Hmmmm, pantesan dari tadi bengong aja.” Coker tertawa meneruskan “Orang liat Lita terus.”
“Udah ayo.” Aku mengajaknya berjalan turun ke bawah. Dengan cepat aku melupakan wajah Lita seketika yang kulihat tadi. Namun saat sedang bersama teman, aku kembali mengingat wajahnya. Hingga beberapa temanku harus menegurku ketika tidak menyambung diajak berbicara.
“Woi Ndre bengong aja kenapa?” Jibon kali ini berseru menegur.
“Paling lagi mikirin doi.” Coker menimpali.
“Kaga kaga, gue balik dulu ya.” Aku segera meninggalkan mereka dan menuju rumah.
Sampai dirumah tidak henti-hentinya aku terus memikirkannya. Beberapa kali aku harus memutar otak dan kepala untuk menyiasati bagaimana cara mendekatinya. Sampai akhirnya aku mendapatkan ide yang sedikit cemerlang dan tidak sabar untuk segera menjalankannya.
*
Koridor lantai dua terlihat ramai. Di depan kelas duduk dan berdiri semua mahasiswa menunggu jadwal bel masuk ujian. Aku yang sedang berjalan menuju depan ruanganku mengamati Lita dari jauh sungguh terlihat rapi dan cantik. Wajahnya yang cerah terlihat dengan seriusnya berdiskusi tentang ujian yang akan berlangsung nanti.