Malam ini dingin sekali. Gelap tanpa cahaya. Tak nampak bintang gemintang menghias angkasa. Begitupun dengan bulan, cahayanya tidak terlihat.
Suara gemuruh dari rumput ilalang terdengar. Satu sama lain saling bersahutan. Huh sungguh ramainya. Tidak seperti diriku yang dirudung sepi seorang diri tanpa ada yang menemani.
Bulan februari adalah bulan yang identik dengan cinta. Sebagian besar orang yang memiliki kekasih sudah tentu merayakannya. Tapi yang tidak punya paling banter hanya stalk akun media sosial milik mantan karena, untuk menghubunginya terasa sungkan sekali.
Untuk menemani kesendirian aku mencoba menghibur diri dengan bermain musik. Kuambil gitar dan mulai menyenandungkan lagu untuknya. Berharap suaraku terbang bersama angin dan sampai pada telinganya.
Jrengg…  (Dewa 19 – Separuh Nafas)
Separuh nafasku terbang bersama dirimu..
Saat kau tinggalkanku salahkanku..
Salahkah aku bila aku bukanlah seperti..
Aku yang dahulu..
*
Dewi terlihat cantik sekali sore itu dengan kemeja panjangnya. Kedua bola matanya yang bundar nampak bersinar indah. Lesung pipinya yang pipit memberi perbedaan tersendiri. Bibirnya merah merona sangatlah mempesona.